Tugujatim.id – Bukit Cinta Bromo yang terletak di ketinggian 2.680 meter di atas permukaan laut (MDPL), jadi salah salah satu puncak tertinggi di kawasan wisata Gunung Bromo dan pegunungan Tengger.
Bukit Cinta atau Love Hill berada di lereng Gunung Penanjakan. Posisinya dianggap sejajar dengan spot sunrise lainnya sehingga kerap disebut sebagai Penanjakan 3. Bukit ini bisa jadi alternatif untuk menikmati keindahan Gunung Bromo saat lokasi Penanjakan 1 dan 2 penuh pengunjung.
Jika Anda punya rencana untuk singgah dan berlibur ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), cobalah melirik tempat satu ini. Dari Bukit Cinta Bromo, Anda juga bisa melihat keindahan kaldera Tengger. Mulai dari Gunung Bromo, Gunung Kursi, Gunung Widodaren, dan Semeru.
Rute dan Karakter Bukit Cinta Bromo yang Perlu Diketahui
Lokasi Bukit Cinta tak jauh dari Bukit Kingkong. Rute yang harus dilalui untuk sampai ke sana dengan mengikuti jalur ke Bromo dengan arah melalui Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, dan akan melalui Pos Dingklik.
Bukit Cinta terletak sekitar 5 km dari Penanjakan 1 sebagai lokasi favorit yang biasa dipadati pengunjung. Dari Bukit Cinta, Anda juga bisa melanjutkan perjalanan ke Kingkong Hill atau Seruni Point. Butuh lebih dari 2 jam perjalanan jika Anda berkendara dari Kota Malang.
Soal tiket tak perlu Anda pikirkan karena singgah di Bukit Cinta ini gratis. Perlu diketahui bahwa suhu di Bukit Cinta hampir sama dengan kawasan wisata Bromo lainnya yang bisa mencapai 3-5 derajat Celsius. Jadi jangan lupa untuk mengenakan jaket dan baju hangat.
Beberapa kendaraan yang singgah memanfaatkan bahu jalan untuk parkir. Bicara fasilitas umum memang terbilang terbatas. Hanya ada toilet berbayar dan pedagangan asongan. Jika ingin berkemah, tersedia camping ground walau dalam area yang terbatas.
Pada 2017, pemerintah juga membangun fasilitas pelengkap untuk menikmati keindahan Gunung Bromo. Namun, pengunjung harus menaiki sekitar 100-an anak tangga yang dilengkapi pagar pembatas di sisi kanan dan kiri.
Legenda di Balik Bukit Cinta, Kisah Roro Anteng dan Joko Seger
Bukit yang menjadi lokasi alternatif menikmati sunrise ini juga dikenal dengan nama Lemah Pasar. Oleh masyarakat Suku Tengger, lemah pasar atau pasar agung adalah lokasi yang juga digunakan untuk kebutuhan upacara adat Tengger.
Mengapa dinamakan Bukit Cinta? Di sebelah ornamen bertuliskan Love Hill, juga ada patung laki-laki dan perempuan yang memakai baju kerajaan. Rupanya nama Bukit Cinta Bromo tak lepas dari legenda dan kisah cinta Roro Anteng dan Joko Seger yang hidup pada zaman Kerajaan Kediri, sekitar 1115 Masehi.
Joko Seger merupakan salah satu anak Raja Airlangga yang kemudian menikah dengan Roro Anteng, putri dari Adipati Surogoto yang berasal dari Kadipaten Wengker atau Ponorogo. Dalam kisah yang digambaran dalam laman pemerintah Kabupaten Pasuruan, Bukit Cinta merupakan salah satu tempat semedi dalam upaya kedua pasangan tersebut memperoleh anak.
Semedi yang dilakukan Joko Seger dan Roro Anteng tak sia-sia. Doa mereka dikabulkan dan akhirnya dikaruniai 25 anak sesuai yang mereka minta. Namun, anak ke-25 ditakdirkan untuk dipersembahkan pada kawah Gunung Bromo. Legenda ini juga yang menjadi cikal bakal upacara Kasada dan menjadi adat istiadat Suku Tengger.
Kini Bukit Cinta Bromo menjadi salah satu titik tujuan dan pilihan masyarakat dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan Gunung Bromo. Tak hanya panorama deretan gunung dan kaldera, tapi juga kesejukan udara di area tersebut akan jadi obat kejenuhan Anda.