BATU, Tugujatim.id – Setiap tahun, Kota Batu di Jawa Timur tak pernah sepi dari incaran para wisatawan, apalagi mendekati akhir tahun untuk menikmati malam pergantian tahun bersama keluarga maupun teman.
Menutup 2023 sekaligus menyambut 2024, di Kota Wisata Batu telah hadir lokasi baru yang sesuai untuk menjadi lokasi bertahun baruan dan menikmati quality time bersama orang terkasih.
Lokasi baru dengan konsep unik itu adalah Chatten Koofie En Plaats atau yang lebih dikenal dengan nama Chatten Cafe yang letaknya ada di kawasan wisata Ndaya’an, Dusun Banaran, Desa Bumiaji, Kota Batu.
Kafe ini sengaja dikonsep untuk mengembalikan lagi makna ngopi dan nongkrong yang memiliki esensi pada budaya ngobrol.
“Karena itu jika ada pengunjung yang bertanya apakah ada fasilitas wifi di Chatten Cafe, kami akan langsung jawab tidak ada, karena kami menginginkan para pengunjung dapat menghabiskan quality time mereka dengan ngobrol bersama teman, kerabat, atau orang terdekat mereka,” jelas salah satu owner Chatten Cafe, Dadik Wahyu Chang, pada Senin (25/12/2023).
Dadik melanjutkan bahwa terdapat tiga lantai di Chatten Cafe ini. Tiga lantai yang dibangun itu memiliki fungsi yang berbeda. Hal itu untuk menyesuaikan kebutuhan para pengunjung yang datang ke kafe.
“Lantai pertama kami isi bar sebagai titik tengahnya, itu sengaja memang untuk mempermudah pengunjung jika ingin memesan minuman di mana lantai satu ini terbagi dalam indoor dan outdoor space. Lantai dua kami buat untuk menjadi tempat berkumpul sembari menyaksikan pemandangan 360 wilayah Bumiaji dan Kota Batu,” bebernya.
Sementara di lantai tiga yakni roof top khusus dibuat untuk para pengunjung yang ingin melihat lebih dekat gugus bintang dan planet yang ada di galaksi bimasakti.
“Di lantai tiga, kami sediakan untuk para pengunjung yang ingin menikmati gugusan bintang dengan teleskop di malam hari yang telah kami sediakan. Para pengunjung bisa juga menikmati beragam planet, bahkan planet Uranus juga bisa,” ujarnya.
Camping Ground
Selain berlantai tiga, di Chaten Cafe juga memiliki lahan yang cukup luas, bahkan bisa dinikmati dengan camping. Para pengunjung yang ingin menikmati camping bersama keluarga, pihak pengelola telah menyediakan tenda yang cukup untuk diisi empat hingga lima orang. “Di sini juga menyiapkan lahan untuk camping. Tempat ini mampu menampung 15 hingga 20 tenda besar,” ungkapnya.
Berada di kawasan wisata Ndaya’an dengan konsep wisata kuliner, pertanian, peternakan, dan ekonomi kreatif di Kota Batu membuat Chatten Cafe terlihat sangat berbeda dengan kafe-kafe yang ada di wilayah Batu. Para pengunjung nantinya bisa menikmati pengalaman edukasi dengan memberi makanan ke hewan ternak.
“Kami bekerja sama dengan pemilik peternakan yang ada di kawasan ini sehingga pengunjung, khususnya anak-anak, nantinya juga dapat memperoleh edukasi dan pengalaman dengan berkesempatan memberi makan hewan ternak yakni kambing, kelinci, dan lain sebagainya,” kata pria yang juga konsultan branding ini.
Beberapa fasilitas lainnya yang ada di halaman Chatten Cafe ini adalah Amphi Theatre yang bisa digunakan untuk pertunjukan musik maupun acara budaya lainnya.
Sementara itu, untuk menu makanan dan minuman yang disediakan di Chaten Cafe memiliki banyak varian. Mulai menu otentik ala Chatten Cafe hingga menu lainnya.
Kepala Chef Chatten Cafe, Chef Afrizal mengatakan bahwa di kafe ini, terdapat kolaborasi antara menu western, eastern, dan tradisional.
“Menu best seller kita adalah chicken quesadella yang merupakan makanan Italia dan premium steak yang disajikan dengan kualitas hotel. Untuk minumannya yang best seller adalah coffee gula aren, coklat Chatten, kiwi jasmine tea, dan curcuma. Selain ada menu nasi goreng bebek yang istimewa dengan bumbu rahasia kami,” ungkap Afrizal.
Peduli Disabilitas
Selain memiliki lahan yang cukup luas dan juga bangunan dengan tiga lantai, Chaten Cafe juga peduli dengan kaum disabilitas. Di mana pihak manajemen membangun toilet khusus untuk kaum difabel. “Kami juga peduli dengan kawan-kawan disabilitas, yakni kami sediakan toilet khusus untuk teman-teman disabilitas biar nyaman,” ujarnya.
Reporter: Yona Arianto
Editor: Lizya Kristanti