MOJOKERTO, Tugujatim.id – Masyarakat Mojokerto pasti sudah tidak asing dengan Masjid Agung Darussalam Mojokerto atau Madasa Mojokerto. Karena masjid berlokasi di Gemekan, Sooko, Kabupaten Mojokerto ini sudah berusia ratusan tahun, dan berada persis di Jalan arteri Surabaya – Madiun yang mudah dijumpai.
Masjid Madasa sedang proses renovasi. Bangunan masjid yang megah berikut kubah besar menjadi pertanda khas masjid yang dibangun pada 1893 saat RAA Kromodjojo Adinegoro III menjabat sebagai Bupati Mojoketo.
Pasca mendapat sentuhan renovasi, Madasa mempunyai dua kubah raksasa dengan diameter masing-masing 15 meter dan 18 meter. Pada kubah diameter 18 meter, terdapat kaligrafi surat Al-Ikhlas.
“Surat itu menjadi penanda tauhid, menjadi penanda akan ketuhanan,” ujar Mansyur Tohir, Ketua Takmir Madasa, Selasa (02/4/2024).
Uniknya, selain berusia ratusan tahun, pilar-pilar masjid ini turut berharga ratusan juta rupiah. Pilar masjid berwarna kombinasi coklat emas turut menambah suasana mewah dan megah. Ukiran pada pilar ini membawa nuansa khas Majapahitan dengan pengerjaan melibatkan tenaga berpengalaman dari Boyolali, Jawa Tengah.
“Memang kami sengaja memanggil perajin yang berkualitas. Pengerjaan mereka teruji, sudah beberapa tahun, hasilnya masih sangat bagus. Apalagi kan masjid ini jujukan banyak orang. Jemaah agar nyaman saat mengunjungi masjid ini,” imbuh Mansyur.
Pilar yang menyerupai yoni pada masa kerajaan Majapahit ini berbalut ukiran kayu jati. Terdapat 10 pilar dengan model yang serupa. Satu pilar serupa yoni ini harga satuannya mencapai Rp280 juta.
“Sementara kalau harga pilar yang besar mencapai Rp600 juta,” tutur Mansyur.
Sementara itu, terdapat lantai yang seluruhnya terpasang marmer berdimensi 120 x 60 centimeter pada lantai I Madasa. Sedangkan pada lantai II, bahan granit menjadi pilihan utama.
Meski mendapat perbaikan, beberapa bagian lama dari Madasa masih dipertahankan, seperti soko guru serta beduk raksasa dengan bobot mencapai 560 kilogram. Beduk raksasa ini didatangkan langsung dari Cirebon, Jawa Barat.
“Butuh 2 tahun pembuatan beduk. Karena pakai kulit sapi yang berat masing-masing sapinya 1,2 ton. Harga beduk juga mencapai Rp110 juta,” tandas Mansyur.
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko