BOJONEGORO, Tugujatim.id – Saat ini Bojonegoro tercatat sebagai daerah yang masuk dalam PPKM level 2, meski tingkat kematian akibat Covid-19 telah melandai, serta tingkat kesembuhan naik, namun belum bisa menjadikan jaminan Bojonegoro bisa turun ke PPKM level 1.
Hal tersebut disebabkan persentase vaksinasi Covid-19 di Bojonegoro masih rendah. Sesuai data yang diperoleh Tugu Jatim, hingga saat ini vaksinasi yang dilakukan mencapai 36% dari total target 1.025.995 jiwa.
Kepala Bidang Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Bojonegoro, Triguno Sudjono Prio menyatakan, jumlah penurunan tingkat kematian korban meninggal akibat Covid-19 di Bojonegoro cukup signifikan.
Dari yang sebelumnya 10 jiwa per hari, saat ini menurun satu hingga dua orang per hari. Namun, hal tersebut belum cukup menjadi alasan untuk Bojonegoro bisa masuk ke PPKM level 1.
Capaian Vaksinasi di Bojonegoro Minimal Harus 60 Persen
“Ada beberapa indikator agar bisa menurunkan dari level dua ke level satu, salah satunya capaian vaksinasi yang harus sudah 60%. Sementara di Bojonegoro ini masih sekitar 36%,” katanya, Selasa (29/09/2021).
Sementara data yang tercatat per 28 September 2021, sebanyak 343.425 jiwa sudah melakukan vaksin tahap satu, sementara untuk vaksin tahap dua mencapai 166.453 jiwa, dengan capaian vaksinasi sebanyak 1.025.995 jiwa.
Triguno menyebut, capaian tersebut juga disebabkan tak sedikit masyarakat yang takut melakukan vaksinasi Covid-19.
“Banyak yang enggan melakukan vaksin, mereka masih terpengaruh hoaks yang beredar di masyarakat,” sambungnya.
Pihaknya juga mengungkapkan ketidak seimbangan jumlah capaian vaksin dosis oertama dan dosis kedua tersebut diakibatkan ketakutan melakukan penyuntikan dosis kedua setelah merasakan evek dosis pertama.
“Ini kebanyakan karena mereka takut melakukan vaksinasi ke dua karena di dosis pertama merasakan gejala seperti demam dan lainya, sehingga enggan melakukan vaksin yang kedua, “jelasnya.
Hal tersebut dianggap menjadi kendala terhambatnya capaian vaksinasi. Sementara untuk ketersediaan stok vaksin di Bojonegoro, Triguno menyebut masih dalam kondisi aman dan tidak ada keterlambatan stok.
“Meskipun masyarakat takut, kami terus berupaya memberikan sosialisasi dan terus menggencarkan melalui fasilitas kesehatan maupun bantuan dari instansi seperti Polres,” ungkapnya.