SURABAYA, Tugujatim.id – Menuju pertengahan Ramadan, penukaran uang baru lebaran mulai banyak diburu. Banyak masyarakat yang melakukan persiapan untuk bertemu sanak saudara saat Hari Raya Idulfitri nanti. Untuk itu, disarankan bagi masyarakat untuk mencari tahu cara penukaran uang baru yang aman.
Di bulan Ramadan, menjelang Hari Raya Idulfitri 2023, kebutuhan masyarakat banyak yang meningkat. Tak sedikit orang yang menggunakan cara kriminal untuk mendapatkan uang dengan memanfaatkan momen jelang Idulfitri, salah satunya mengedarkan uang palsu.
Terkadang, dibanding antri lama untuk menukarkan uang di bank resmi, banyak masyarakat yang memanfaatkan penukaran uang baru lebaran di pinggir-pinggir jalan. Tak masalah dan sah-sah aja, namun masyarakat perlu mewaspadai tingkat keamanannya agar tidak mudah tertipu.
Sebelumnya, Bank Indonesia wilayah Jawa Timur (BI Jatim) telah mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam melakukan penukaran uang baru lebaran. Jangan sampai menukarkan uang baru di tempat-tempat ilegal dan berbayar.
“Jangan sekali-kali melakukan penukaran uang yang tidak resmi dan berbiaya. Ini karena cukup risiko salah hitung (jumlah uang kurang),” pesan Kepala Pewakilan BI Jatim, Budi Hartono, saat pembukaan program Serambi (Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri), di kantor BI Jatim, pada Sabtu (25/3/2023) lalu.
Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat perlu mengetahui perbedaan antara uang asli dan palsu dengan metode 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang). Cara ini relatif sederhana untuk dilakukan oleh siapa saja.
Pertama, Dilihat. Perhatikan warnanya, terlebih di gambar perisai yang terdapat di pecahan uang yang Anda terima. Misalnya pada pecahan Rp100.000 gambar perisai, untuk yang asli warnya akan berubah-ubah menyesuaikan sudut pandang mata melihat. Warna aslinya keemasan. Tetapi, jika dilihat dari sudut pandang lain akan berbuah menjadi hijau. Ketika mencoba melakukan metode ini namun Anda tidak menemuinya, maka perlu waspada.
Kedua, Diraba. Saat menerima uang, cobalah untuk meraba secara pelan-pelan dan detail. Uang asli, memiliki tekstur yang kasar pada beberapa bagian mata uang. Bagian kasar tersebut terletak di gambar utama, angka nominal, gambar lambang negara, huruf terbilang, frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta tulisan Bank Indonesia.
Bagi tuna netra, Anda dapat meraba di bagian sisi kiri dan kanan mata uang karena terdapat blind code atau kode tuna netra. Jika uang yang Anda raba halus merata, mata perlu waspada karena kemungkinan uang tersebut palsu.
Ketiga, Diterawang. Untuk menggunakan cara ini supaya aman saat tukar uang baru, Anda perlu mengarahkan uang ke cahaya yang cukup, jangan yang remang-remang atau sedikit gelap. Pada bagian tertentu akan memperlihatkan bentuk pecahan mata uang dan logo Bank Indonesia akan semakin utuh. Jika anda tidak menemukan gambar atau siluet apapun, maka sudah jelas uang tersebut palsu.
Kemudian, Anda juga perlu untuk menghitung jumlah nominal saat melakukan penukaran uang baru lebaran, apalagi jika di pinggir-pinggir jalan. Jangan hanya terpaku pada keterangan nominal di setiap bendel uang.
Edukasi dan ulasan di atas tidak hanya dapat dilakukan saat penukaran uang lebaran. Tetapi wajib Anda pahami dalam transaksi apapun guna meminimalisir tindak penipuan.
Akan lebih aman lagi jika Anda melakukan penukaran uang baru lebaran di tempat resmi seperti BI atau bank konvensional.