MALANG, Tugujatim.id – Pernahkah kamu mengalami anosmia? Apa sih anosmia itu? Meski telah jauh ada sebelumnya, tapi saat ini anosmia menjadi salah satu ciri orang yang terkena Covid-19. Kondisi ini membuat masyarakat semakin khawatir karena ciri- cirinya yang sulit dibedakan dengan flu dan pilek biasa. Lantaran, orang yang terkena pilek atau flu tidak jarang pasti mengalami hal serupa.
Dalam data Satgas Covid pada Juli 2021, anosmia yang dikaitkan dengan Covid-19 membuat angka kematian penduduk semakin tinggi. Pengidap anosmia sendiri cenderung kehilangan kemampuan untuk mencium aroma atau bau-bauan. Kondisi ini bisa menyerang siapa pun dan disebabkan oleh beberapa penyakit tertentu seperti flu dan pilek. Untuk lamanya terserang anosmia bisa berlangsung dalam waktu sebentar.
Setiap penyakit juga memiliki cara untuk mencegah meski tidak sepenuhnya. Dikutip dari Halodoc, anosmia bisa diatasi dengan melakukan hal-hal berikut ini:
Jika Dalam Kondisi Covid-19
Jika anosmia menyerang orang yang terkena Covid-19, maka bisa dilakukan dengan melakukan latihan penciuman secara rutin setiap hari. Caranya bisa dilakukan dengan terapi menggunakan air hangat yang diberi tetesan minyak kayu putih.
Cara ini bisa dilakukan di rumah dengan memberi waktu selama 20 detik untuk mencium bau-bauan. Selain minyak kayu putih, terapi ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan bubuk kopi, mawar, sitrus, vanilla, cengkeh, dan mint.
Mencegah Penyakit yang Mendasari
Jika disebabkan penyakit seperti flu, sinus, atau pilek, maka anosmia bisa diatasi dengan makanan dan minuman hangat, istirahat yang cukup, dan mengusapkan balsam ke leher dan dada. Namun, dalam beberapa kondisi anosmia bisa berlangsung lama dan harus mendapat penanganan medis.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan gangguan pada dinding dalam hidung, iritasi akibat penumpukan lendir, kerusakan pada saraf penciuman, dan penyumbatan rongga hidung. Tak jarang anosmia juga terjadi karena pertambahan usia. Namun, anosmia yang menyerang pada orang lansia kemungkinan sulit dicegah karena kondisi ini terjadi secara alami dengan mengalami penurunan kemampuan dalam mencium aroma dan bau-bauan.