MALANG, Tugujatim.id – Kampoeng Wisata Keramik Dinoyo yang berada di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, memang terkenal menjadi sentra legendaris industri keramik sejak 1957 atau sekitar 65 tahun silam. Kampung ini pun eksis dan dikenal sebagai penghasil gerabah maupun perlengkapan rumah tangga. Meski saat ini mulai jarang dikunjungi wisatawan, tapi para perajin tetap memproduksi banyak keramik cantik.
Karena itu, kalau Anda berkunjung ke Kota Malang, jangan lupa untuk wisata edukasi di Kampoeng Keramik Dinoya ya! Sebab, bisa jadi Anda kepincut untuk menjadikannya destinasi favorit sambil hunting barang-barang unik, antik, hingga bisa mengoleksi keramik cantik untuk dipajang di rumah maupun dijadikan oleh-oleh.
Selain itu, Anda juga bisa langsung praktik membuat keramik cantik di sana. Mulai dari proses pembentukan tanah liat hingga proses finishing-nya. Gimana makin penasaran dan tertarik kan untuk belajar buat keramik cantik ala Kampoeng Wisata Keramik Dinoyo?
Karena itu, Tugu Jatim akan berbagi bagaimana proses yang dilakukan Kampoeng Wisata Keramik Dinoyo dalam proses memproduksinya. Simak ya sebelum Anda belajar secara langsung di sana!
Langkah Membuat Keramik Cantik:
1. Bahan-Bahan
Untuk membuat keramik, kali pertama yang harus disiapkan adalah bahan-bahan. Di antaranya, kaolin, felspar, kuarsa, ball clay, air, dan waterglass (Sodium Silica).
Semua bahan itu diolah dengan cara dicampur dengan air dan waterglass (Sodium Silica) untuk menjadi tanah liat putih sebagai bahan pembuatan keramik semi porselen khas masyarakat Dinoyo.
2. Alat-Alat
Setelah semua bahan tersedia, ada beberapa alat yang perlu disediakan. Di antaranya, mixer, cetakan gipsum (untuk teknik cetak tuang), meja putar dan benang (untuk teknik tradisional), tungku/oven besar, spons. Selain itu, juga membutuhkan pewarna dan kuas, glasir, dan kotak kayu untuk menyusun keramik.
3. Proses Pembuatan
Untuk membuat sebuah keramik cantik, butuh beberapa proses pembuatan. Mulai dari pengolahan bahan baku, proses cetak dan pembentukan, dan proses lainnya. Sementara itu, dalam proses pembuatan juga ada yang memakai cara tradisional maupun modern dengan memakai cetakan. Bagaimana prosesnya?
Cara Pembuatan secara Modern
1. Pengolahan Bahan Baku
Pertama, bahan baku akan digiling menggunakan alat mixer berukuran besar agar tercampur rata. Bahan yang tercampur rata akan disaring, lalu di-press hingga berbentuk pipih.
Bahan-bahan ini selanjutnya akan diproses pemadatan agar dapat menjadi tanah liat halus yang disebut plastis. Nah, plastis inilah yang digunakan sebagai bahan pembuatan keramik.
2. Cetak dan Pembentukan
Cara yang paling cepat dan sering digunakan untuk membuat kerajinan keramik Dinoyo adalah teknik cetak tuang, di mana plastis padat yang telah dicairkan akan dituang ke dalam cetakan gipsum yang mudah menyerap air. Setelah plastis menempel di cetakan, lepaskan dari cetakan dan dirapikan pada bagian pinggirannya.
Cara Pembuatan secara Tradisional
Pembuatan keramik secara tradisional, di mana tanah liat akan dibasahi, lalu dibentuk dengan tangan sambil diputar menggunakan alat khusus, yaitu meja putar atau pelarik.
1. Pengeringan
Keramik akan ditata di kotak kayu untuk lanjut dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari langsung. Karena itu, cuaca sangat berpengaruh terhadap lamanya proses pengeringan keramik ini. Jika cuaca mendukung, keramik dapat kering alami dalam waktu 2-3 hari.
2. Penyempurnaan Bentuk
Setelah keramik mengering, proses berikutnya adalah penyempurnaan bentuk dengan cara menggosok keramik menggunakan spons yang dibasahi dengan air supaya permukaan keramiknya rapi dan halus.
3. Pewarnaan dan Dekorasi
Apabila keramik sudah sesuai dengan bentuk yang diinginkan, proses berikutnya adalah pewarnaan dan pemberian motif dan ukiran pada keramik. Pewarnaan dapat dilakukan dengan cara lukis.
4. Pengglasiran
Agar mengilap, anti gores, halus, dan licin, keramik dicelupkan ke dalam glasir. Untuk glasir pada kerajinan keramik terbuat dari campuran kuarsa dan oksida pewarna besi atau tembaga.
5. Penyusunan
Keramik yang selesai diglasir harus disusun rapi, kemudian melewati proses pembakaran.
6. Pembakaran
Proses pembakaran keramik dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tungku layaknya oven besar yang dipanaskan. Tidak seperti gerabah yang dibakar dengan suhu 900 derajat Celcius, keramik ini harus mencapai suhu yang lebih panas lagi yaitu 1.200 derajat Celcius agar keramik lebih padat dan kuat.
Proses ini dapat berlangsung selama berjam-jam, tergantung pada ketebalan keramik. Bahan bakar yang digunakan dalam proses pembakaran berupa gas elpiji.
7. Pendinginan
Dalam proses pendinginan, pintu dari tungku pembakaran akan tetap ditutup rapat selama 2-3 hari. Tungku yang berukuran sekitar 2 meter x 1,5 meter ini terdapat lubang udara sebagai pengatur suhu ruang tungku.
8. Pembongkaran
Setelah mengalami proses pendinginan, keramik yang tak lagi panas akan dikeluarkan dari tungku. Keramik harus ditunggu dingin dengan sendirinya, tidak boleh langsung dikeluarkan.
9. Pengecekan
Hal yang selanjutnya dilakukan adalah memeriksa keramik yang sudah melalui serangkaian proses di atas. Pengecekan penting untuk dilakukan karena ada kemungkinan keramik tersebut menjadi produk gagal, seperti pecah atau retak.
Wah…, ternyata proses pembuatannya cukup panjang hingga menghasilkan produk yang berkualitas, ya! Bagaimana, sudah tertarik untuk belajar membuat keramik cantik khas Malang ini secara langsung?
Baca Juga:
Kampoeng Wisata Keramik Dinoyo Malang, Sentra Industri yang Kini Sepi Pengunjung
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim