Cara Menentukan Awal dan Akhir Ramadan

Pejabat Kemenag Tuban memastikan alat teropong bulang yang digunakan Rukyatul Hilal bisa digunakan. Foto: Dok Kemenag Tuban

TUBAN, Tugujatim.id Pemerintah Republik Indonesia (RI) lewat Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang istbat untuk menentukan 1 Ramadan maupun awal Syawal.

Sebelum pelaksanaan rapat, biasanya digelar pemantauan bulan baru atau rukyatul hilal di sejumlah titik yang telah ditentukan. Di mana titik-titik tersebut bisa melihat hilal.

Lalu kapan awal dan akhir Ramadan 2023? “Pertanyaan ini wajar mengingat masih sering terjadinya perbedaan dalam mengawali dan mengakhiri Ramadan di Indonesia, terutama organisasi NU dan Muhammadiyah,” ucap Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tuban, Munir, pada Selasa (21/3/2023).

ramadan tugu jatim
Pejabat Kemenag Tuban memastikan alat teropong bulang yang digunakan Rukyatul Hilal bisa digunakan. Foto: Dok Kemenag Tuban

Kata dia, Kemenag Tuban bersama Tim Badan Hisab Rukyat akan melaksanakan kegiatan Rukyatul Hilal, pada Rabu sore (22/3/2023).

“Rukyatul hilal itu memang sesuai perintah agama dan apa yang telah dilakukan Nabi serta selalu dilaksanakan pada tanggal 29 Hijriyah di akhir bulan, khususnya akhir bulan Sya’ban untuk menentukan awal Ramadan dan akhir Ramadan untuk menentukan awal Syawal, bagaimanapun kondisi hilal pada waktu itu,” jelasnya.

Apabila hilal terlihat saat dilaksanakan rukyah, jelas dia, maka keesokan harinya masuk tanggal satu. Namun apabila hilal tidak berhasil dilihat, entah karena tertutup mendung ataupun faktor lainnya, maka dilakukan istikmal atau penggenapan hari dalam bulan tersebut menjadi 30 hari.

“Dalam kajian ilmu falak, untuk mengetahui awal dan akhir Ramadan sangat tergantung pada kondisi hilal secara astronomis,” imbuhnya.

Sementara itu, tambah dia, setidaknya ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis.

Pertama, konjungsi geosentrik atau ijtima’, yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika bulan sama dengan nila ekliptika matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat bumi.

Kedua, tinggi hilal, yaitu jarak sudut antara piringan bawah hilal dengan garis ufuk barat yang terbentuk saat matahari terbenam di tempat pengamatan.

Ketiga, elongasi bulan, yaitu jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat matahari terbenam di markas, tempat pengamatan.

Untuk Tuban, berdasarkan hisab kontemporer, dengan mengambil tempat di menara Rukyatul Hilal Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, data astronomis awal Ramadan 1444 Hijriah yakni ijtima’ atau konjungsi terjadi pada Rabu Pahing, 22 Maret 2023, pukul 00:27 WIB.

“Tinggi hilal geocentris saat matahari terbenam pukul 17:43 WIB di lokasi pengamatan adalah 08° 24′. Sedangkan sudut elongasinya adalah sebesar 09° 55′,” jelasnya.

Kata dia, dari tiga data astronomis tersebut dapat dipastikan bahwa 1 Ramadan 1444 H/2023 M akan jatuh pada Kamis Pon 23 Maret 2023, karena data astronomis hilal telah memenuhi kriteria Neo-MABIMS (Musyawarah Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura) atau kriteria imkanur rukyah yang baru, yakni 3 derajat untuk tinggi hilalnya dan 6,4 derajat untuk elongasinya.

“Dengan demikian antara NU dan Muhammadiyah insyaallah tidak ada perbedaan untuk mengawali Ramadan tahun ini,” ucapnya.

Adapun data astronomis akhir Ramadan 1444 Hijriah untuk lokasi pengamatan yang sama di Menara Rukyatul Hilal Desa Banyuurip adalah ijtima’ atau konjungsi terjadi pada Kamis Legi, 20 April 2023, pada pukul 11:16 WIB.

“Tinggi hilal geocentric saat matahari terbenam pada hari tersebut di lokasi pengamatan adalah 01° 58′. Sedangkan sudut elongasinya adalah 01° 58,” jelasnya.

Kata dia, data astronomis hilal akhir Ramadan ini tentu masih jauh dari kriteria Neo-MABIMS, sehingga untuk jatuhnya awal Syawal 1444 H/2023 M berpotensi berbeda.

Sedangkan kriteria Wujudul Hilal menetapkan bahwa 1 Syawal adalah Jumat Pahing, 21 April 2023, dengan jumlah hari Ramadan 29 hari. Hal inilah yang kemudian jauh-jauh hari Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majlis Tarjih dan Tajdid dalam Maklumat No.1/MLM/1.0/E/2023 telah menetapkan Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023.

Sedangkan Neo-MABIMS yang diikuti organisasi NU berdasarkan parameter barunya tentu masih akan mengikuti Keputusan Kementerian Agama RI melalui sidang isbat dan kemungkinan besar akan menetapkan 1 Syawal pada Sabtu Pon, 22 April 2023, dengan jumlah hari bulan Ramadan 30 hari.

“Namun demikian, untuk kepastian semua hal di atas kita tetap dianjurkan menunggu hasil sidang itsbat yang akan dilaksanakan oleh pemerintah, yang dalam hal ini adalah Kementerian Agama RI,” pungkasnya.