BATU, Tugujatim.id – Akibat banjir bandang yang melanda Kota Batu pada Kamis lalu (04/11/2021), Pemkot Batu dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupaya bencana alam itu terulang lagi. Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama wartawan melalui Zoom pada Sabtu sore (06/11/2021).
Dia mengatakan, salah satu upaya pencegahan tersebut adalah mengganti tanaman semusim di sekitar daerah rawan longsor dengan tanaman dengan akar yang lebih kuat. Pemkot Batu meminta petani dan masyarakat turut serta dalam upaya pencegahan banjir ini.
“Sebenarnya saat ini pemkot bekerja sama dengan Among Tani Foundation sudah mempunyai program satu nama satu pohon. Dan semua bibit kami fasilitasi. Jadi, warga tinggal menanam,” ujar Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Bagi petani yang ingin menanam pohon buah-buahan, Pemkot Batu bisa menyediakan bibitnya. Dia juga meminta petani untuk berhenti menanam tanaman semusim atau sayur di daerah yang rawan longsor. Tanaman sayur tersebut bisa diganti dengan pohon-pohon dengan nilai ekologis.
“Pohon yang bernilai ekologis tinggi artinya bisa berfungsi sebagai alat untuk mengonservasi kawasan, mempunyai akar kuat, mengikat tanah, dan menyerap air,” jelas Abdul Muhari PhD selaku Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Pohon-pohon bernilai ekologis juga bisa memiliki nilai ekonomis. Selain mencegah banjir dan longsor, pohon-pohon ini masih bisa menghasilkan buah yang bisa dijual oleh petani. Beberapa contoh jenis pohon yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis adalah pohon alpukat, mangga, kopi, sukun, aren, dan lain-lain.
Abdul Muhari juga merekomendasikan penanaman pohon-pohon ini di kebun sayur di tanah yang lebih datar.
“Kalau kebun ini berada di wilayah datar, kalau tidak ada tanaman yang berfungsi untuk mengikat tanah dan menyerap air, lambat laun dia akan menjadi lahan kritis. Ini akan menjadi permasalahan di masa depan,” imbuhnya.