JAKARTA, Tugujatim.id – CEO PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat dikenal sebagai generasi kedua dan menjadi salah satu sosok berpengaruh di balik perkembangan perusahaan yang membawahi Wardah, Emina, Make Over, Kahf, Biodef, dan brand lainnya. Bahkan, kini perusahaan kosmetik raksasa ini dikenal jadi milik anak bangsa Indonesia.
Ya, berbicara soal sosok Salman Subakat, saya sebagai wartawan muda, mencoba ingin menggambarkannya dengan lima kata. Hal ini berdasarkan interaksi langsung dengan Salman di Jakarta pada pekan lalu. Enam hari di Jakarta, saya dua kali mengikuti sesi diskusi dengan bos perusahaan yang memiliki sekitar 10 ribu karyawan itu.
Menurut saya, ada 5 kata yang bisa dibilang cocok untuk menggambarkan Salman Subakat. Yaitu, visoner, inovatif, peduli pendidikan, humble, dan berjiwa sosial. Lima hal itu ada di dalam diri Salman Subakat. Meski tak pernah dia sebutkan, langkah nyata yang dilakukannya telah menggambarkan lima kata itu.
Penggambaran Sosok Salman Subakat
Kenapa visoner? Tentu bukan tanpa alasan. Dia memiliki misi besar dalam memandang peradaban jauh ke depan. Tumbuh bersama mengembangkan potensi SDM dan perbaikan berkesinambungan demi kesejahteraan bangsa.
Salman pun mewujudkan itu dengan membangun ekosistem lingkungan sekitar yang sehat. Dia bahkan memberikan wadah bagi penggagas-penggagas muda untuk mengembangkan potensi kepemimpinan demi peradaban masa depan.
Di lingkungan Paragon, dia juga membangun ekosistem kerja yang sehat dan berbudaya luhur. Semua orang di sekitarnya akan didorong untuk mengedepankan budaya ketuhanan, kekeluargaan, keteladanan, tanggung jawab, berkualitas, dan inovatif.
Selain itu, Salman Subakat punya segudang gagasan yang mampu menerjang peradaban. Ide-idenya mampu membius orang-orang di sekitarnya hingga tertegun dan merenung kebingungan. Namun pada akhirnya, banyak ide Salman menjadi booming hingga beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, soal berjiwa inovatif. Salman Subakat terus bergerak mengimplementasikan gagasannya untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik. Perusahaan raksasa yang dia gawangi terbukti telah memiliki sejumlah brand terkemuka dan berkualitas di Indonesia.
Tak hanya gagasan pribadi, dia memadukan gagasan orang-orang di sekitarnya untuk mewujudkan hal-hal baru yang inovatif dan bermanfaat. Tak jarang dia juga kerap mendorong orang-orang di sekitarnya untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi diri untuk memunculkan gagasan yang inovatif.
Sosok yang peduli pendidikan ini bahkan tak pernah ragu mengucurkan dana pribadi untuk kepentingan pendidikan yang mencerdaskan bangsa. Berbagai bidang pendidikan keilmuan dia berikan wadah dan fasilitas tanpa memandang golongan.
Dia juga sangat peduli dengan gerakan-gerakan kependidikan di berbagai daerah. Tak sedikit perannya dalam gerakan kependidikan yang digagas para generasi muda. Di antaranya, Rumah Wijaya, Ganara Art, pemimpin.id, Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, dan lain-lain yang dia dukung untuk mewujudkan misi mengentaskan kesenjangan lewat seni dan pendidikan.
Sosok yang dikenal humble ini memang memiliki jiwa yang rendah hati. Sejumlah gerakan komunitas perubahan telah dia gagas dan berdiri tegak menatap masa depan. Namun, dia enggan dan tak berkenan disebut founder. Salman mendapuk dan menyerahkan gerakan itu kepada para pemuda potensial di Indonesia.
Dia juga tampak sangat dekat dengan orang-orang di sekitarnya. Dia kerap mengajak mereka berdiskusi, ngobrol santai, ringan, hingga memunculkan pandangan-pandangan baru. Semakin dekat dengannya, banyak orang menyebutnya seorang kawan, bapak, dan pemimpin.
Tak afdal rasanya jika tak menyebut Salman Subakat sebagai sosok sosialis. Pepatah mengatakan, hanya ideologi kapitalis yang terbukti berhasil memberikan dampak kesejahteraan masyarakat, belum ada sosialis yang terbukti mensejahterakan.
Karena itu, Salman Subakat bisa dibilang merupakan sosok sosialis berlatar belakang kapitalis yang berpotensi mampu mensejahterakan masyarakat melalui ideologi sosialis.
Bagaimana tidak, Salman Subakat yang membawahi Paragon Corp telah memiliki gerakan sosial di berbagai penjuru negeri. Gerakan-gerakan sosial ini juga dia dukung penuh. Misalnya Pondok Inspirasi, yayasan pengembangan sosial kependidikan dan kepemudaan pernah dia bantu bangkit dari keterpurukan.
Ini kesimpulan saya yang dangkal sebagai seorang wartawan muda Tugu Media Group. Jika keliru atau kata-katanya kurang banyak, maaf Pak Salman.
Penulis adalah wartawan muda Tugumalang.id.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim