TUBAN, Tugujatim.id – Ucapan Syukur kepada Allah SWT berulang kali terucap dari satu di antara korban Kapal Motor Bintang Jaya Mandiri yang terbakar di Laut jawa kepulauan Bangka Belitung, Kamis (15/4/2021) siang.
Aswadi satu di antara 16 korban nelayan menuturkan, kejadian itu berlangsung sangat cepat. Awalnya tiga nelayan lainnya, yakni pengemudi, dirinya, dan satu lagi temannya gantian berjaga.
Sedangkan teman lainya terlelap tidur karena kerjanya di malam hari. Setiap dua jam sekali bergiliran berjaga sambil melihat sesuatu di sekilingnya apabila terjadi apa-apa.
Saat itu, dia bersama 16 nelayan lainnya sudah 64 hari melaut, dengan kebiasaan berlayar mencari cumi selama 120 hari atau empat bulan. Tiba-tiba keluar asap yang membumbung tinggi, entah dari mana datangnya. Spontan dia membangunkan seluruh orang yang ada di kapal.
Sempat mencoba memadamkan dengan alat pemadam api yang ada. Namun, tidak mempan. Api kian membesar karena kapal sebagian besar terbuat dari kayu. Begitu cepat melalap badan kapal. Karena takut meledak. Awak kapal terjun bebas kelaut dengan menggunakan alat seadanya.
“Pelampung hanya ada empat, yang lainnya pakai busa. Selama dua jam kita berenang di laut,” cerita Aswadi sambil menceritakan peristiwa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Masih cerita Aswadi, saat itu di hatinya hanya bisa berdoa semoga selamat ada kapal yang melintas dan menyelamtkan dirinya bersama 15 temannya. Doanya pun terkabulkan. Kapal Master (MT) Queen Majesty melewati dan menyelamatkan nyawa mereka.
“Alhamdulillah Pak ditolong sama dia (kapal tanker,red), hanya ada kapal itu pak yang lewat, kapal itu yang tahu pas kejadian, kalau tidak ada kapal itu tidak tahulah nasib saya dan teman-teman gimana nyawa saya,”ucap Aswadi penuh rasa syukur.
Tepat pukul 13.45 WIB, ke enam belas nelayan sampai di daratan. Setelah turun dari bus. Mereka diperiksa keadaanya dengan menggunakan GeNose, hal tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Usai di menjalani tes mereka diberikan makanan pakaian.
“Kita sudah siapkan armada untuk mengantar kepulangan mereka ke alamat asal sesuai data yang kita terima,” imbuh Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono.
Untuk diketahui, ke-16 korban dari peristiwa itu antara lain adalah Ramin, Nono Cahyono, Sugeng Apriana, Agus Gunawan, Rasvadi, Candra Suraya, Dede Sumantri, Didi, Agus, Sarma, Seful, dan Caswanto. Sebanyak 12 korban tersebut berasal dari Indramayu. Selain itu, warga yang berasal dari Brebes yaitu, Supriyanto, Jaenal, dan Slamet Sanuri. Dan 1 korban lagi berasal dari Subang bernama Rio Prabowo.