Tugujatim.id – Guru itu digugu dan ditiru. Sampai kapanpun ungkapan itu tak akan pernah lekang ketika menjelaskan peran guru, sekalipun hari ini sudah era digital. Salah satu contoh nyata dari prinsip tersebut adalah Taufik Akbar, guru di Sekolah Islam Terpadu Tunas Bangsa Depok.
Dengan penuh keteguhan prinsip, Taufik Akbar menerapkan model pembelajaran Ki Hajar Dewantara, yaitu “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Seorang guru bila di depan harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan.
“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengikuti konsep Ki Hajar Dewantara, karena konsep itu cocok dengan pendidikan Indonesia,” ujar Taufik yang juga guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu.
Guru Inspiratif Era Digital
Siang itu, di dalam ruang kelas yang nyaman untuk disinggahi. Taufik sedang bercengkrama dengan murid-murid kesayangannya. Memberikan penjelasan tentang suatu materi, tanpa lupa untuk sedikit melontarkan humor agar suasana kelas tak terlalu tegang.
Seseorang yang memilih jalan untuk mengabdi pada dunia pendidikan dengan motivasi besar agar dapat berkontribusi lebih banyak dalam mengamalkan ilmu yang sudah dimiliki. Motivasi itu tidak dapat terhalangi oleh apa pun, setiap orang berhak mendapatkannya, tak terkecuali Taufik Akbar.
Taufik, sapaan akrabnya, merupakan pahlawan pendidikan yang sudah berkecimpung selama 19 tahun dengan konsep pembelajaran ala Ki Hajar Dewantara.
Menurut Taufik, pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan manusia karena dari pendidkan yang baik manusia dapat berkembang, dapat survive, dan dapat membantu orang lain, setidaknya dapat memberikan hal-hal yang inspiratif.
Pendidikan juga menjadi ajang dalam menumbuhkan karakter dan bakat minat sesuai potensi masing-masing. Selain itu pendidikan bukanlah ajang lomba siapa yang paling cepat memahami materi, tetapi bagaimana cara melejitkan anak tersebut agar dapat tercapai potensi sesuai bidang masing-masing
Pada awalnya, keinginannya untuk memilih menjadi guru karena Taufik ingin mengamalkan ilmu agar berbuah pahala, selain itu ia juga ingin mengembangkan diri karena menurutnya guru harus terus belajar.
“Tidak hanya siswa, guru juga wajib belajar,” kata lelaki yang hobi membaca buku itu.
Belajar Secara Kontekstual
Dalam menerapkan strategi pembelajarannya, Taufik menggunakan strategi pembelajaran kontekstual yang mengacu pada pendidikan yang belajarnya langsung dari contoh kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ia tak lupa memanfaatkan dunia teknologi sebagai pembelajaran yang menarik dan interaktif. Dalam memberikan tugas, ia juga sering menggunakan aplikasi. Hal ini menjadikan pembelajaran menjadi lebih asyik dan tidak membosankan bagi siswa.
Taufik juga mempunyai strategi khusus dalam menangani siswa-siswa yang nakal. Dia tak langsung memarahi murid tersebut, namun melalui pendekatan antar murid dan guru serta mencari akar permasalahan mengapa murid itu melakukan kesalahan. Tak hanya sampai di sana, ia juga membantu mencarikan solusi dari permasalahan tersebut.
Dalam beberapa momen tertentu, ia juga sering memberikan apreasiasi kepada muridnya diiringi dengan pemberian motivasi dan kado. Tak heran jika ia menjadi guru yang disukai oleh murid-muridnya karena menurut Taufik setiap anak itu istimewa dan unik.
“Setiap anak adalah istimewa. Mereka mempunyai kemampuan berdasarkan potensinya masing-masing dan guru harus bisa menemukan bakat potensi unik siswa untuk dikembangkan agar semakin baik,“ Ujar Taufik
Taufik juga mempunyai harapan besar bagi siswa dan pendidikan Indonesia.
“Harapannya semoga siswa Indonesia dapat menjadi anak yang dapat berkembang sesuai potensi dan keunikannya masing-masing, memiliki karakter yang baik, dan mampu berkontribusi bagi kebaikan dirinya, keluarganya, masyarakat, dan juga negara,” pungkasnya.
Catatan ini adalah bagian dari program Jelajah Jawa-Bali, tentang Inspirasi dari Kelompok Kecil yang Memberi Arti oleh Tugu Media Group x PT Paragon Technology and Innovation. Program ini didukung oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, Genara Art, Rumah Wijaya, dan pemimpin.id.