Tugujatim.id – Ilmuan di China mengidentifikasi virus baru yaitu novel Langya henipavirus (LayV). Virus zoonosis tersebut telah menginfeksi sebanyak 35 orang di Provisnsi Shandong dan Henan, China.
Melansir dari suara.com, para ahli meminta warga dunia untuk tidak panik, walaupun virus tersebut telah menginfeksi puluhan orang. Pasalnya, menurut dokter penyakit menular, Monica Gandhi, mengutip informasi yang ada hingga kini, resiko virus menular dari manusia ke manusia sangat rendah. Bahkan hingga saat ini masih belum ditemukannya korban meninggal akibat LayV ini.
Dilansir dari detik health, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyebutkan bahwa hanya ada 35 orang yang terpapar virus Langya sejak tahun 2018 sehingga virus Langya memiliki kemungkinan kecil untuk menjadi suatu pandemi. Selain itu hingga kini belum ada kasus penularan dari manusia ke manusia.
“Sejauh ini kecil kemungkinan karena data yang ada ini bukan baru ini, ini 2018. Dari 2018 sampai 2021 atau sampai sekarang, 35 orang-an itu terinfeksi. Jadi, lambat dan tidak mudah.
Bahkan, belum ada bukti adanya penularan antara manusia, sehingga bagaimana mau jadi ancaman pandemi. Boro-boro pandemi, menjadi epidemi aja nggak gitu,” ujarnya pada Jumat (12/8/2022).
Akan tetapi Dicky juga menyampaikan bahwa Virus Langya berpotensi menjadi ancaman layaknya penyakit zoonosis lainnya. Selain itu virus ini masih satu keluarga dengan Virus Nipah yang memiliki angka kematian hingga 70 persen.
“Meskipun tidak ada perawatan ICU atau kematian, tetapi sekali lagi prinsip dari wabah, skenario terburuk harus dihindari, karena apalagi ini masuk keluarga dengan Nipah, ini kita tahu sangat memungkinkan menular antarmanusia dan angka kematiannya tinggi,” jelasnya mengutip dari detikhealth (12/08/2022)
Dilansir dari laman National Geographic Indonesia, orang orang yang terpapar virus Langya mengalami beberapa gejala yaitu, demam, kelelahan, batuk, muntah, mual, sakit kepala hingga mengalami gangguan fungsi hati dan ginjal, serta tingkat trombosit atau sel darah putih yang rendah.
Vaksin untuk virus ini masih belum ada sehingga satu-satunya pengobatan bagi pasien yang terpapar adalah dengan perawatan suportif untuk mencegah komplikasi.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim