JEMBER, Tugujatim.id – Memasuki cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini terjadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember mengimbau kepada masyarakat untuk waspada di beberapa titik lokasi rawan bencana yang disebabkan curah hujan tinggi.
Ketua BPBD Jember Widodo mengungkap, saat ini Kabupaten Jember tengah memasuki status siaga bencana sebagai upaya mengantisipasi potensi yang berkelanjutan selama musim hujan.
“Beberapa titik rawan banjir seperti yang terjadi kemarin di Kecamatan Tempurejo yang dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi dan perubahan fungsi hutan yang dijadikan lahan pertanian musiman,” ujar Widodo saat dikonfirmasi pada Kamis (05/12/2024).
Baca Juga: Konferensi Internasional ICON-POSTALL 2024 Sukses Digelar di Universitas Negeri Malang
Widodo mengaku, pihaknya telah mempersiapkan berbagai upaya mitigasi bencana dengan melibatkan stakeholder terkait. Mulai dari relawan hingga masyarakat yang terdapat di daerah rawan. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana alam.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam upaya pencegahan sebelum terjadi bencana,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, tanah longsor menjadi bencana yang rawan terjadi di musim hujan, khususnya di Jember bagian utara yang meliputi, Kecamatan Sukorambi, Jelbuk, Panti, Bangsalsari, Silo, dan Tanggul. Terutama di daerah Garahan yang terletak di jalur nasional yang menghubungkan Kabupaten Jember dengan Banyuwangi.
Selain itu, banjir juga menjadi fokus utama di musim hujan. Salah satu titik lokasi rawan banjir seperti yang terjadi di Kecamatan Tempurejo beberapa waktu lalu. Banjir disebabkan meluapnya aliran sungai yang dipicu curah hujan tinggi yang berlangsung dua hari. Perubahan fungsi hutan menjadi lahan pertanian menjadi salah satu faktornya.
Baca Juga: GP Ansor Jatim Siapkan Umroh Gratis untuk Sunhaji, Sang Penjual Es Teh Viral
Tidak hanya di Tempurejo, menurut Widodo, Kecamatan Semboro turut menjadi perhatian karena berpotensi banjir. Melihat, daerah tersebut dilalui aliran sungai yang bermuara di lereng Argopuro dan memiliki potensi tanah longsor dan banjir.
“Kami berharap masyarakat dapat lebih aktif berpartisipasi dalam mengantisipasi potensi bencana, sehingga risiko kerugian dapat diminimalkan,” kata Widodo.
Pihaknya mengaku terus melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan, terutama Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jawa Timur dan Dinas Sumber Daya Air Jawa Timur.
“Dengan langkah ini, kami berharap dapat mengurangi risiko bencana yang terjadi di masa mendatang,” pungkas Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Diki Febrianto
Editor: Dwi Lindawati