PASURUAN, Tugujatim.id – Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak yang menyebar luas di wilayah Kabupaten Pasuruan, membuat para peternak sapi panik. Sebagian peternak sapi perah di desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan bahkan nekat menjual paksa ternaknya yang sakit bergejala PMK.
Menurut manager Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah, Gaung Andaka RP, sudah ada sekitar 439 sapi warga desa Balunganyar yang dijual paksa.
“Karena panik, sapi-sapi yang sakit dijual paksa warga. Di Desa Balunganyar saja, dari sekitar 7.611 sapi sakit, sudah 439 sapi terpaksa dijual warga,” ujar Gaung pada Minggu (19/06/2022).
Gaung menyayangkan karena ratusan sapi yang dijual paksa tersebut dilepas dengan harga jauh lebih murah dibanding harga aslinya. Di mana biasanya sapi produktif bisa dijual sekitar Rp 20 jutaan, warga malah menjual sapi tersebut dengan harga jutaan rupiah saja.
“Sapi yang dijual karena takut mati. Biasanya laku 20 juta, malah dijual ada yang 3 juta, ada yang 5 juta satu ekor,” imbuhnya.
Menurut Gaung, banyaknya warga yang panik juga dipengaruhi oleh oknum blantik atau penjual sapi yang nakal.
Demi mendapat harga sapi murah, sejumlah oknum blantik sengaja menakut-nakuti warga agar mau menjual murah sapinya.
“Banyak blantik yang nakuti-nakuti pakai video sapi-sapi yang mati karena PMK agar mau dijual murah. Sampai saya larang warga jual ke blantik-blantik,” ungkapnya.
Padahal menurutnya, sapi yang sakit masih bisa disembuhkan asal mendapat perawatan yang tepat. Gaung terus mensosialisasikan kepada warga agar rajin menyemprot desinfectan. Sambil menunggu datangnya vaksin PMK, dia juga mengajarkan warga cara mengobati sapi sakit dengan ramuan herbal.
“Potensi sembuhnya itu masih ada. Didesa Balunganyar sudah ada 104 sapi yang sembuh,” tegasnya.
Sementara itu, Kades Balunganyar, Soleh menganggap jika pemerintah masih kurang serius mengatasi wabah PMK karena sudah ada ribuan sapi yang sakit. Dia berharap pemerintah bisa segera menyakurkan vaksin dan obat-obatan kepada peternak.
“Wabah sudah berjalan, sapi juga sudah banyak yang kayak gini. Tapi masih rapat-rapat terus. Sudah, obat sama dokternya saja dibawa kesini,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim