MALANG, Tugujatim.id – Dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan tingkat kesehatannya. Terutama, pentingnya survei mengenai Profil Akseptor KB Suntik 3 bulan yang Alami Efek Samping Kenaikan Berat Badan di Kabupaten Malang.
Kolaborasi ini diinisiasi oleh tim penelitian kolaborasi antara Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Kedokteran (FK) UM yang diketuai oleh dosen Ilmu Keolahragaan FIK UM yaitu Dra Desiana Merawati MSi AIFO.
Bersama dengan tim yang terdiri dari tiga dosen Kebidanan FIK UM yakni Zumroh Hasanah SKeb Bd MKes, Alifia Candra P SKeb Bd MKes, dan Dessy Amelia SKeb Bd MKes. Juga melibatkan dua mahasiswa PKO FIK UM Fiqi Isnandar dan Putri Nurika Dewi dari IKM FIK UM.
Baca Juga: 3 Rahasia Meramu Obat Dungu ala Bagus Muljadi, Asisten Profesor Universitas Nottingham Inggris
Sebagai pilot study, kegiatan penelitian dilaksanakan di Praktik Mandiri Bidan Viandika Permana MKes Karangduren, Kabupaten Malang, dengan 82 responden.
“Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data terkait profil akseptor, khususnya profil berkaitan dengan data kesehatan reproduksi akseptor yang kaitannya dengan peningkatan berat badan akseptor,” tutur Desiana Merawati.
Kegiatan ini merupakan suatu upaya dalam mengidentifikasi data dasar pada akseptor KB yang mengalami kenaikan berat badan sebagai bagian dari pencegahan kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan yang alami efek samping kenaikan berat badan.
Sehingga tindakan pencegahan kenaikan berat badan berkenaan dengan usia, paritas, dan lama pemakaian KB dapat diimplementasikan dan dampak obesitas dapat ditekan guna peningkatan kualitas hidupnya. Luaran penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal bereputasi.
Desiana Merawati mengatakan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kualitas hidup perempuan dalam menentukan tingkat kesehatannya. Sebab, perempuan yang memiliki kualitas hidup lebih baik, cenderung memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang (Widiastuty, 2019).
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan perempuan adalah kelebihan berat badan atau obesitas, terutama pada mereka yang menggunakan kontrasepsi seperti pil atau suntik.
Data dari Kementerian Kesehatan RI, 2018 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada perempuan di atas 18 tahun mencapai 29,8%, sedangkan pada laki-laki mencapai 14,7% di Jawa Timur.
Di Kota Malang, tingkat obesitas pada pria dan wanita mencapai 8,92%. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi penggunaan kontrasepsi di Indonesia meningkat 0,3% dari tahun 2021 hingga 2022.
Baca Juga: Ribuan Massa Demo di Depan DPRD Jember, Kawal Putusan MK dan Tolak RUU Pilkada
Penggunaan kontrasepsi pada tahun 2021 adalah 55,06%; dan pada tahun 2022 adalah 55,36%. Pengguna metode kontrasepsi: 59,9% peserta KB menggunakan alat kontrasepsi melalui suntik. Jumlah peserta KB aktif di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 sebanyak 5.080.633 (75,1%) dan di Kabupaten Malang 357.804 (79,8%); dengan 197.061 (55,1%) dari 448.317 PUS adalah peserta KB suntik.
Salah satu jenis kontrasepsi suntik yang banyak diminati dan efektif adalah yang mengandung hormon progesteron, atau campuran hormon progesteron dan estrogen. Suntikan ini memiliki durasi tiga bulan dan mengandung Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA).
Meskipun suntik 3 bulan memiliki manfaat, namun juga memiliki efek samping, seperti potensi kenaikan berat badan. Seiring dengan bertambahnya usia, dampak hormon dari KB suntik 3 bulan terhadap peningkatan berat badan menjadi lebih mencolok, terlihat dari peningkatan berat badan yang lebih signifikan. (Zubaidah, 2021)
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Praktik Mandiri Bidan Viandika Permana MKes Karangduren, Kabupaten Malang, menemukan bahwa jumlah akseptor KB suntik pada Januari 2023 sebanyak 150, di mana kenaikan berat badan pada kelompok ini mencapai 90%. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Feni Yusnia
Editor: Dwi Lindawati