KEDIRI, Tugujatim.id – Dosen Politeknik Negeri Malang Kampus Kediri meningkatkan kapasitas produksi dan jangkauan pemasaran usaha bawang merah goreng dengan merk ‘Rizqy’. Tim Dosen dari Prodi Manajemen Informatika dan Teknik Mesin menginisiasi penerapan teknologi dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini diketuai oleh Abidatul Izzah dan beranggotakan Ratna Widyastuti, Benni Agung Nugroho, Saiful Arif, Devina Rosa dan Dony Mutiara Bahtiar.
“Teknologi yang diterapkan pada usaha bawang Rizqi berupa alat perajang bawang dan strategi penjualan online. Alat perajang bawang merupakan salah satu alat yang bertujuan untuk mendukung peningkatan hasil produksi irisan bawang yang siap digoreng,” terang Abidatul Izzah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/10/2024).
Alat perajang bawang otomatis ini, kata Abidatul Izzah, dirancang guna mengurangi resiko–resiko buruk yang terjadi saat proses pemotongan dan pengirisan bahan makanan dilakukan. Dengan demikian proses perajangan menjadi lebih mudah dan efisiensi waktu.
Sedangkan teknik pemasaran online yang dilakukan yakni dengan memasarkan produk bawang goreng ‘Rizqi’ dalam marketplace shopee. Strategi pemasaran ini, membuat produk akan dikenal lebih luas sampai luar kota sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran. Pemilihan marketplace orange ini karena memiliki keunggulan dalam kemudahan pengiriman.
Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dari pengadaan alat perajang dan dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan alat. Kemudian dilanjutkan dengan membuatkan toko online di marketplace sekaligus pelatihan penggunaannya.
Bawang merah sendiri merupakan salah satu komoditas sayuran paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain karena sebagai bumbu dasar, bawang merah juga memiliki cita rasa khas jika diolah menjadi bawang goreng.
Ratna Widyastuti menceritaka, potensi Indonesia yang memiliki produksi bawang merah dan tingginya konsumsi tersebut membuat Surasa, mendirikan usaha bawang goreng yang diberi merk Rizqi. Warga Jalan Karang Anyar No 71, Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri itu mendirikan usaha sejak 2018 dan sudah terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta telah memiliki sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dengan nomor 2113571010005.
Usaha ini bertahan lama karena proses pembuatannya yang cukup mudah dan permintaan yang terus mengalir hingga sekarang ini.
Sebelumnya, Surasa masih memproduksi bawang gorengnya secara manual dimulai dengan mengupas, merajang, menggoreng dan mengemas. Pada proses perajangan, menggunakan alat perajang dari kayu.
Hasil produksi bawang goreng yang sudah siap konsumsi dikemas dalam bungkus plastik, sebelum kemudian siap dijual di pasaran.
“Selama ini strategi yang ditempuh Pak Surasa adalah dengan menitipkannya ke warung-warung di daerah Kota Kediri dan penjual sayur keliling,” tegasnya.
Tim dosen melakukan pendampingan proses penggunaan alat dan penjualan online. Sampai saat ini, alat perajang telah dimanfaatkan dan terbukti mempermudah proses perajangan manual. Di sisi lain, pemasaran online yang dilakukan sudah mendapat beberapa pesanan dari luar kota yakni Surabaya dan Lamongan. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Fajrus Shidiq
Editor: Darmadi Sasongko