MALANG, Tugujatim.id — DPRD Kota Malang menggelar sidang rapat paripurna di gedung DPRD pada Jumat pagi (31/03/2023). Agenda kali ini yaitu penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Malang 2022.
Rapat paripurna kali terasa istimewa. Sebab, semua yang hadir mengenakan baju adat sekaligus memperingati HUT ke-109 Kota Malang.

Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandana Kartika SE mengatakan, rapat kali sidang paripurna istimewa.
“LKPj Wali Kota Malang itu aturan perundangan-undangannya terakhir 31 Maret harus sudah masuk. Jadi, pada 30 Maret sudah terkirim sehingga kami jadwalkan langsung di rapat paripurna istimewa ini dalam paripurna terpisah,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, pelaporan LKPj ini seperti nilai rapor. Pihaknya menilai baik buruknya, bukan menerima maupun menolak.
“LKPj ini, bukan kami menerima atau menolak. Tapi, kami memberikan rekomendasi baik, kurang baik, atau buruk. Jadi, seperti nilai rapor,” lanjutnya.
I Made Riandika juga mengatakan pencapaian pembangunan Kota Malang selama lima tahun belakangan hingga saat ini diraih dengan perjuangan dan luar biasa. Dia menuturkan, meski begitu pasti masih ada kekurangan dalam pelaksanaan pemerintahan selama lima tahun tersebut.
“Kami harus bersyukur, ini adalah pencapaian Kota Malang ke-109. Tidak mudah ada di titik ini. Tentu kami menyadari, pasti ada plus minusnya,” katanya.
Selain itu, dia mengatakan, memang masih banyak kekurangan yang sering disorot. Sebab, menilai suatu kebaikan sebagai hal yang biasa sehingga hal-hal buruk pun jadi lebih banyak diperhatikan.
“Banyak kekurangan kami disorot karena kebiasaan kalau nilai plus itu hal biasa bagi pejabat. Tapi, kalau kurang, ya jadi sorotan. Yang kelihatan tentu yang kurang-kurang,” ujarnya.
Meski begitu, DPRD Kota Malang terus mengingatkan wali kota agar tidak melupakan hal-hal kecil yang menjadi perhatian publik. Menurut Ketua DPRD Kota Malang, pencapaian sebaik apa pun bila dirasa kurang dibutuhkan masyarakat akan kurang diperhatikan. Akibatnya, masyarakat tetap menyoroti kepentingan publik yang masih belum terpenuhi.
“Padahal, kami sering membahas pembangunan yang sifatnya kebutuhan tersier atau hal yang kurang dibutuhkan masyarakat. Jadi, pencapaian sebaik apa pun jika kebutuhan primer belum terpenuhi, maka tetap akan menjadi sorotan publik,” ujarnya.
Untuk diketahui, liputan ini bagian dari liputan khusus peringatan HUT ke-109 Kota Malang. Simak terus berita soal HUT Kota Malang. (adv)