MOJOKERTO, Tugujatim.id – Status siaga darurat kekeringan berakhir pada Jumat (08/11/2024), sehingga dropping air bersih untuk wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Mojokerto dihentikan atau tidak berlanjut lagi. Sehingga dropping air bersih yang pendanaannya bersumber dari P-APBD 2024 itu hanya tersedia hingga pekan ini.
“Tadi juga sudah rapat untuk apel siaga bencana darurat hidrometeorologi. Jadi untuk bersiap tentang tanggap hidrometeorologi, sudah memasuki bulan November,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Rabu (06/11/2024).
Sebelumnya, Sebelumnya, krisis air bersih yang terjadi di Kunjorowesi, Ngoro dialami oleh 1.558 kepala keluarga (KK) atau sejumlah 4.937 orang. Lalu, sejumlah 597 KK atau 1.861 orang di Manduro Manggung Gajah, Ngoro, mengalami hal serupa seperti di Kunjorowesi. Disusul, krisis air bersih dialami oleh 483 KK atau 1.522 orang di Duyung, Trawas.
Sebagai upaya penanganan, Pemkab Mojokerto melakukan dropping air bersih sejak 1 Juli 2024. Dropping tersebut juga dibantu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Bantuan air bersih dari Pemprov Jatim sudah dimulai sejak Rabu (07/08/2024). Penyaluran air bersih rencana dilakukan hingga 14 September 2024 dengan total jumlah 340 tangki air bersih,” tambah Khakim.
Bantuan air bersih dari Pemprov Jatim disalurkan melalui truk tangki dengan kapasitas 4000 liter per truk. Sementara, penyaluran yang dimulai pada Rabu (07/08/2024) tersebut dimulai di Kunjorowesi, Ngoro, Kabupaten Mojokerto dengan alokasi 4 tangki. Lalu, disusul Manduro Manggung Gajah, Ngoro, Kabupaten Mojokerto dengan 3 tangki serta Duyung, Trawas, Kabupaten Mojokerto dengan 3 tangki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko