TUBAN, Tugujatim.id – Priono (29), warga Desa Perunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur sukses membudidayakan jangkrik. Dalam satu bulan, Priono mampu meraup untung jutaan rupiah dari bisnis ini.
Mas Pri, sapaan akrabnya, menceritakan bahwa usaha yang digelutinya sejak akhir tahun 2020 ini, berawal dari iseng. Dia membuat beberapa kotak untuk wadah telur serangga yang masuk hewan nocturnal ini. Dengan ketelatenan, dia merawatnya. Tak sampai 40 hari, dia bisa mulai panen.
Selain itu, dia juga melihat peluang banyak pecinta burung kicau di sekitar rumahnya. Siapa sangka, budi daya jangkrik yang awalnya coba-coba tersebut, justru menjanjikan.
“Saya dulu kuli batu kumbung. Terus melihat peluang di sini budi daya jangkrik masih sedikit. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba dan alhamdulillah berjalan sampai sekarang,” ucap Mas Pri, di rumahnya yang digunakan untuk membudidayakan jangkrik.
Pria yang murah senyum ini menambahkan, usia jangkrik sampai bisa dipanen sekitar 30 hari. Namun, bisa juga bertambah, dikala musim kemarau atau panas, masanya semakin panjang juga, hingga 35 hari.
“Saya tiga kali sehari panen. Setiap panennya sekitar 40 kg dari dua kandang, per kilogram saya jualnya Rp40 ribu,” bebernya.
Selain itu, dia juga melakukan pembibitan. Jangkrik dewasa yang siap untuk kawin, dijadikan satu wadah besar bersama ribuan jangkrik lainnya dalam waktu tiga hari. Setelah proses pembuahan, hasil telur yang masih bercampur dengan pasir di ayak. Selanjutnya, hasil ayakan di taruh wadah untuk proses penetasan. “Biasanya masa telur menetas sekitar seminggu,” terangnya.
Mas Pri menjelaskan, jangkrik yang biasanya untuk pakan burung belum mengeluarkan sayap, karena burung berkicau jarang mau memakan yang sudah dewasa. Entah itu karena ukurannya yang terlalu besar atau takut tersedak karena sayap.
Terkait pemasaran, dia mengaku tidak mengalami kesulitan. Sebab, banyak kios pakan burung yang ada di wilayah Tuban. Tak jarang juga, pecinta burung kicau datang ke rumahnya untuk membeli jangkrik. “Selain saya pasarkan lewat kios-kios pakan burung, banyak juga yang beli langsung ke sini,” ucapnya.
Pembeli jangkrik Mas Pri, Rajit mengaku menjadi langganan Mas Pri. Hampir seminggu sekali, dia membeli pakan untuk tiga pasang burung kicaunya.
Dengan membeli jangkrik langsung ke peternak, dia mengaku lebih hemat biaya perawatan burung. Selain bisa membeli dalam jumlah besar, stok barangnya juga selalu ada. “Kalau beli di kios per ons. Lah di sini kan bisa satu kilogram. Pastinya lebih hemat dan kualitas jangkriknya juga baik,” terangnya.