Tugujatim.id – Suka dongeng cerita masa lalu? Pernah berharap semua itu adalah kenyataan? Nah, dalam film anime Misaki no Mayoiga ini kamu bisa menemukan cerita dongeng menjadi kenyataan. Secara kebetulan, dalam alurnya juga terdapat cerita menarik di mana para tokoh pun harus melawan konflik yang serius hanya agar tidak kehilangan satu sama lain. Bagaimana keseruan ceritanya?
Berdasarkan pengamatan tugujatim.id, Misaki no Mayoiga ini banyak menceritakan tentang kehidupan baru di dunia yang di luar logika nalar. Bencana gempa dan tsunami yang melatarbelakangi cerita ini, membantu menyusun alur cerita semakin menarik.
Sang tokoh utama perempuan, Yui (Mana Ashida) adalah seorang anak yang kebingungan dengan kejadian yang terjadi pada keluarganya. Adiknya, Hiyori (Sari Awano) lebih cenderung menjadi kehilangan suaranya setelah suatu bencana itu. Keduanya bingung dengan situasi yang terjadi dan belum mengerti apa rencana selanjutnya.
Mereka berdua, Yui dan Hiyori bersama-sama tinggal di tempat penampungan sementara di stasiun Kitsunezaki. Hiyori yang senang bermain-main dan berlarian ke sana ke mari meskipun tanpa ditemani orang dewasa pun sering disapa oleh banyak orang, terutama para nenek-nenek yang gemas dengannya.
Berbeda dengan Yui yang telah berumur delapan tahun ke atas, kakak Hiyori itu lebih senang berdiam dan melihat setiap orang yang juga menjadi korban bencana. Selain itu, ia juga masih menunggu panggilan nama untuknya dan adiknya yang mungkin muncul dari sanak keluarganya.
Namun, hingga beberapa hari tidak kunjung muncul panggilan untuk mereka. Salah satu petugas di sana juga sudah berkali-kali ingin mendatangi Hiyori dan menanyakan tentang identitasnya. Akan tetapi, sang tokoh utama perempuan itu enggan menjawab.
Hingga pada suatu ketika ada sekelompok nenek-nenek tua yang memasuki stasiun. Melihat Yui yang di sana, mereka langsung mengelus kepala Yui dengan gemas. Rupanya, para nenek itu turut prihatin melihat Hiyori dan Yui yang ditinggal oleh kedua orang tuanya dan bingung tinggal di mana sebab umur mereka yang juga masih kecil. Salah satu nenek di sana menawarkan diri untuk tinggal dengannya.
Sang nenek bernama Kiwa (Shinobu Ootake) itu menceritakan tentang rumahnya yang besar dan cukup sepi jika ia yang menempatinya sendiri. Hiyori yang masih tidak terlalu mempercayai orang asing pun tentu saja menolak namun ketika sang nenek sedang asyik berdiskusi dengan kedua kakak beradik itu, sang petugas kembali mendatangi Hiyori dan menanyakan soal identitasnya. Melihat sang kakak Yui yang diam dan terlihat menolak menjawab itu pun langsung mewakilinya berbicara. Dengan perkataan Nenek Kiwa yang terdengar nyata meskipun sebenarnya hanya karangan pun membuat petugas di sana hanya menuliskan apa yang dikatakan sang nenek.
Tanpa menaruh rasa curiga lebih dalam, Hiyori dan Yui diajak kembali serta disuruh mengikuti Nenek Kiwa. Yui yang terbilang masih polos dan tidak mengerti banyak hal pun secara naluri ia pikir tidak berbahaya mulai mengikuti sang nenek. Anak kecil yang kesulitan bicara itu bahkan menggandeng sang nenek. Rupanya ia lebih bersikap tenang ketimbang kakaknya.
Setelah perjalanan kaki yang begitu lama, mereka bertiga pun sampai di sebuah rumah indah yang terlihat asri. Meski terletak jauh dari kota dan berada di pinggir tebing, pemandangan rumah tersebut masih bisa dibilang menyenangkan. Betapa beruntung keduanya pemirsa, ketika apa yang mereka dapatkan di sana benar-benar nyaman ketimbang di stasiun. Sang nenek yang rajin membersihkan dan memasak di rumah pun juga turut membuat seisi rumah bersih dan hangat. Akan tetapi, hal tersebut tidak terlepas dari sikap Hiyori yang masih enggan menerima perlakuan baik Nenek Kiwa padanya. Dirinya bahkan pernah dengan sengaja memecahkan gelas dan melubangi dinding.
Fantasi di luar nalar pun terjadi dalam film ini. Rumah yang mereka tempati rupanya mempunyai hal mistis dan gaib tersendiri. Pemirsa bisa melihat bahwa gelas yang tadinya pecah kembali berbentuk gelas seperti pada awalnya dan dinding yang semula Hiyori lubangi dalam semalam langsung kembali tertutup seperti tidak pernah dilubangi sebelumnya. Belum lagi dengan Hiyori yang pernah meminta gelas kosongnya diisi air dan secara langsung muncul tanpa ia melakukan apapun. Setiap kejadian yang muncul itu selalu diikuti dengan penjelasan dan cerita sang nenek dari zaman dahulu yang terkesan seperti dongeng akan tetapi dalam anime satu ini hal tersebut merupakan kenyataan.
Kejadian demi kejadian aneh yang lainnya terjadi, seperti adanya Kappa yang rupanya teman baik Nenek Kiwa, makhluk halus yang ikut membantu menjaga rumah ajaib, hingga munculnya konflik terbesar ketika sang nenek harus berjuang sendirian melawan kegelapan. Dengan adanya konflik tersebut membuat banyak perubahan besar pada para tokoh yang mana sekaligus menutup cerita Misaki no Mayoiga.
Meskipun terbilang bukan termasuk film dengan banyak episode atau bukan series, akan tetapi alur cerita yang disajikan benar-benar mampu membuatmu ingin melihat cerita selanjutnya.
Dengan membawakan genre drama, Misaki no Mayoiga ini berhasil membuat para penontonnya ikut merasakan yang terjadi dalam film.
Studio yang membantu dalam mengerjakan anime satu ini adalah studio David Production yang juga telah banyak membantu perilisan film anime-anime lainnya.
Film yang bersumber dari novel ini berhasil rilis di Agustus 2021. Judul lain yang bisa pemirsa temukan untuk mencari film satu ini adalah The House of The Lost on The Cape yang juga dalam bahasa jepangnya, 岬のマヨイガ.
Penulis: Aulia Wardani (Magang)
Editor: Lizya Kristanti