PASURUAN, Tugujatim.id – Forum Suropati Kutho menggelar acara diskusi bersama Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, guna mewadahi sambatan dan keluhan warga seputar tata kelola pemerintahan Kota Pasuruan, Minggu (26/12/2021).
Bertajuk Ngobrol Pintar Bersama Mas Adi Wibowo, Merefleksi 2021 Good Governence Kota Pasuruan, puluhan warga dari berbagai elemen masyarakat datang untuk menyampaikan unek-uneknya secara langsung kepada Wawali Kota Pasuruan.
Mulai dari pelaku UMKM, institusi pendidikan, hingga sopir angkot pun secara bergantian berkeluh kesah dan meminta solusi kepada wakil Pemerintah Kota Pasuruan.
Seorang pelaku UMKM bernama Agustina, menanyakan terkait realisasi pembangunan mal Poncol sebagai mall pelayanan publik. Menurutnya pelaku UMKM harusnya ditempatkan di lantai bawah agar menarik minat para pengunjung.
“Yang jadi pertanyaan bagian bawah mall pelayanan publik yang bawah galeri UMKM, saya rasa kurang, kalau kami ditempatkan di atas biasanya publik males keatas,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menanggapi bahwa dirinya tidak bisa mengubah rancangan penataan mal pelayanan publik. Menurutnya para pelaku UMKM nantinya hanya diberi wadah memamerkan produknya, bukan menjual produk di dalam mal Poncol.
“Disitu mal pelayanan publik memudahkan masyarakat untuk segala pelayanan terpadu. Kalau ditaruh atas kasihan yang difabel atas. Etalase UMKM di situ bukan kayak toko, tapi etalasenya saja, transaksinya tetap di masing-masing UMKM,” ujarnya.
Selain itu, ketua asosiasi pengusaha rokok (Aspiro) Kota Pasuruan, Sutjipto, mempertanyakan regulasi gempur rokok ilegal. Menurutnya banyaknya pengusaha rokok tak berizin bukan diberangus tapi dapat dukungan Pemkot Pasuruan agar jadi legal.
“Banyak pabrik rokok ilegal di Kota Pasuruan. Kami punya produk kualitasnya bisa bersaing. Pemkot Pasuruan harusnya melihat itu jadi
potensi dibangunnya pusat industri rokok,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Mas Adi, menerima masukan tersebut. Namun dirinya harus mendata terlebih dulu seberapa besar potensi untuk membangun industri rokok di Kota Pasuruan.
“Data pelaku industi rokok yang masuk hanya pabrik Sri Rejeki yang legal. Makanya, kita petakan dulu yang legal di mana saja apabila potensial ya kita dukung. Apalagi pendapatan cukai naik jadi 22 persen,” jawabnya.
Selain pelaku UMKM, perwakilan sopir angkot ikut sambat ke Wawali Kota Pasuruan. Anggota Primkopangda Kota Pasuruan, Mashudi mengeluhkan berkurangnya pendapatan para supir angkot secara drastis.
“Mau curhat ke Wawali bahwa angkota saat ini sangat memperihatinkan. Supir makin berkurang karena sepinya penumpang. Kami minta solusi ke pemerintah kota agar angkot eksis lagi,” keluhnya.
Mas Adi menawarkan solusi dengan menjanjikan para sopir angkot agar dilibatkan sebagai alat transportasi wisata di Kota Pasuruan.
“Terkait angkutan kota, tidak bisa dipungkiri angkutan umum menurun semuanya karena regulasi angkutan online dari pusat. Ini kita pikirkan langkah alokasi untuk angkutan wisata menggunakan moda angkot untuk mengantar ke objek-objek wisata,” ucapnya.
Di akhir sesi, Mas Adi mengungkapkan jika dia siap menampung segala sambatan, keluhan dan aspirasi warganya demi kemajuan Kota Pasuruan.
“Forum informal seperti ini jadi ruang membangun diskusi dan banyak hal yang tadinya tidak tersampaikan, tersumbat itu bisa tersalurkan. Kota Pasuruan itu ibarat benang ruwet yang lama-lama bisa terurai apabila terjalin komunikasi yang baik,” pungkasnya.