SURABAYA, Tugujatim.id – Komunitas Perempuan Peduli Indonesia (KoPPI) bekerja sama dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas 1 Surabaya menggelar pelatihan potong rambut dan creambath pada Kamis (09/09/2021). Pelatihan itu diikuti 15 mantan warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang dibebaskan bersyarat.
Kasi Bimbingan Klien Dewasa Bapas Kelas 1 Surabaya Niken Kartika mengatakan bersyukur dan berterima kasih kepada KoPPI yang sudah bersedia bersama membimbing mantan warga binaan dengan bekal keterampilan. Menurut Niken, kegiatan yang digelar merupakan sinergi untuk memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi klien pemasyarakatan.
“Di sinilah kami hadir untuk membantu mereka agar bisa hidup mandiri di tengah masyarakat dengan bekal keterampilan yang bisa dikembangkan untuk membuka usaha. Semoga bisa menambah penghasilan dan nilai ekonomi keluarga,” jelas Niken.
Dia menambahkan, sebenarnya banyak mantan warga binaan yang ingin ikut kegiatan tersebut. Namun, jumlah pesertanya dibatasi karena menyesuaikan tempat dan sesuai protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Niken berharap akan ada kelanjutan berupa kegiatan lain di waktu mendatang.
Untuk diketahui, KoPPI merupakan wadah pemberdayaan kaum perempuan yang diinsiasi sejumlah tokoh seperti Dr Ya’qud Ananda Gudban. Organisasi ini hingga sekarang masih diketuai Dr Ya’qud Ananda Gudban. Berbagai program telah digelar sejak KoPPI dibentuk, terutama selama kepemimpinan Dr Ya’qud Ananda Gudban. Di antaranya, program pemberdayaan perempuan, advokasi hukum, hingga kewirausahaan.
Sementara itu, Sekretaris KoPPI Dr Lilik Wahyuni MPd mengatakan, tujuan kegiatan yang digelar bersama Bapas Kelas 1 Surabaya untuk membekali keterampilan agar mantan warga binaan memiliki keterampilan ketika kembali ke tengah masyarakat. Selain memberi pelatihan, peserta program tersebut diberi peralatan kerja. Yakni, berupa perangkat potong rambut dan creambath.
“Tujuannya setelah memiliki ilmu, mereka bisa mengembangkan usaha untuk kemandirian,” jelas Lilik.
Dalam kegiatan itu, peserta sangat antusias untuk berlatih. Mereka bahkan punya keinginan untuk dilatih lagi agar bisa membuka usaha salon. Selain membuka usaha, minimal peserta pelatihan tersebut bisa memotong rambut anak maupun keluarganya masing-masing. (*)