BATU, Tugujatim.id – Pentingnya tempat isolasi terpusat (isoter) di Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Kota Batu, apalagi di masa PPKM Level 4, ini akan terus dimaksimalkan. Daripada menambah RS Darurat, Pemkot Batu memilih memaksimalkan shelter di isoter YPPII.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu Kartika Trisulandari, Pemkot Batu telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Dia mengatakan, hal itu akan dibahas di sidang perubahan APBD 2021.
”Meski begitu, angka (anggaran) itu belum final karena kasus ini masih tidak bisa diprediksi. Kalau memang kurang, akan kami tambahkan di perubahan anggaran keuangan (PAK),” ungkap dia saat dihubungi awak media, Senin (16/08/2021).
Pemaksimalan pelayanan di isoter YPPII yang bisa dilakukan dalam waktu dekat, dia mengatakan, adalah dengan menambah layanan stabilisasi di lantai bawah. Dia melanjutkan, di sini pasien yang masuk artinya perlu intervensi khusus seperti infus, oksigen, maupun pengamatan yang lebih intens. Namun, sifatnya hanya perawatan stabilisasi.
”Karena kami gak bisa rawat sampai sembuh karena keterbatasan alat. Paling tidak, pasien bisa stabil sembari menunggu dapat RS,” papar dia.
Meski begitu, angka kasus aktif harian di Kota Apel ini diklaim mulai melandai. Dia mengatakan, antrean di RS Rujukan Kota Batu pun mulai berkurang.
Seperti diketahui, isoter YPPII difokuskan menangani pasien Covid-19 bergejala klinis ringan agar tidak menjalani isolasi mandiri di rumah. Hingga saat ini, tersedia total 168 bed dengan menyiagakan 19 nakes, 1 dokter konsultasi, dan 2 relawan yang akan menyokong pelayanan pasien.
Hal senada dikatakan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, penting agar setiap kasus konfirmasi positif langsung dilarikan ke isoter YPPII untuk mencegah laju penularan di klaster keluarga. Isoman, Dewanti melanjutkan, membuat kondisi survivor tidak terpantau sehingga membuat angka kematian melonjak. Selain itu, transmisi penularan juga riskan terjadi semakin luas.
”Kami diberi waktu untuk eksekusi dalam seminggu ke depan. Kalau dulu kita lihat rumahnya dulu, kalau memenuhi syarat isoman diperbolehkan, kalau sekarang tidak boleh,” larangnya.
Perempuan yang akrab disapa Bude ini memaparkan, saat ini ada sekitar 35 pasien yang menjalani isoman di rumah. Dalam waktu dekat mereka akan dipindah ke isoter YPPII.
”Total kami punya 400 bed dan yang ada di isoter saat ini ada 59 orang. Masih sisa banyak. Di YPPII ini bisa menampung sampai 156 pasien,” ungkap Bude.
Sejauh ini, pengalaman Dewanti agar pasien isoman ini berpindah ke isoter masih sulit karena terkendala kesadaran masyarakatnya sendiri. Rata-rata mereka masih memilih rumah sebagai tempat paling aman.
Dewanti mengatakan, rata-rata pasien isoman tipe ini tidak percaya dengan fasilitas yang diberikan di isoter. Padahal, realitanya, mulai penanganan, pelayanan, obat-obatan, hingga asupan gizi di isoter sangat diperhatikan.
”Kita tidak boleh egois di situasi seperti ini, saya minta kesadarannya,” tambahnya.
Terlepas dari itu, Bude masih tetap meminta warga untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes), khususnya memakai masker dan menjaga jarak dengan membatasi mobilitas.
”Itu saja yang paling penting,” tegas dia.
Hal senada juga dikatakan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, bahwa jangan takut untuk dirawat di isoter. Dijamin, semua pelayanan kesehatan di isoter untuk pasien sudah baik.
”Tempatnya bagus, makanan ada, obat dan dokter juga disediakan. Saya dengar tingkat kesembuhan juga tinggi, 100 persen. Sampai saat ini belum ada yang sampai meninggal saat menjalani isolasi di sini,” imbaunya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dalam penanganan kasus Covid-19.
”Saya ucapkan terima kasih buat Ibu Dewanti yang pandai sekali menata sehingga penanganannya berjalan dengan baik,” imbuhnya.