SURABAYA, Tugujatim.id – Tercatat sebanyak 4.873 bangunan rusak akibat terdampak gempa di pesisir laut Tuban dan Gresik atau Gempa Tuban-Bawean pada Jumat (22/3/2024).
Gempa dengan kekuatan hingga magnitudo 6,5 tersebut mengguncang Tuban-Gresik dan dapat dirasakan dampaknya hingga Kota Surabaya, Sidoarjo, Pamekasan, Lamongan, dan Bojonegoro.
Setidaknya, total 4.873 bangunan yang rusak tersebut terdiri dari rumah rusak ringan 2.654 unit, rumah rusak sedang 1.177 unit, rumah rusak berat 779 unit.
Bangunan lainnya yang juga mengalami kerusakan adalah 78 sekolah, 5 unit rumah sakit, gedung 8 unit dan rumah ibadah 156 unit.
“Tetapi dari semua kabupaten/kota, Gresik yang agak besar dan paling besar di Pulau Bawean,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat mengunjungi Bawean pada Minggu (24/3/2024).
Suharyanyo menegaskan jika semua bangunan yang rusak akibat gempa Tuban-Bawean akan mendapatkan ganti rugi oleh negara.
“Sesuai petunjuk bapak Presiden. Yang rusak berat, rumahnya diganti 60 juta. Yang rusak sedang 30 juta. Yang rusak ringan Rp15 juta. Kriteria rusak sedang, ringan, berat kita sudah ada juknisnya,” bebernya.
Sementara itu, total warga yang terdampak dan mengungsi berjumlah 17.564 jiwa per Minggu (24/3/2024) pukul 12.00 WIB. Di antaranya, 6.277 anak, 8.833 orang dewasa, dan 2.454 lansia.
Warga yang mengungsi telah diberikan bantuan sejumlah barang pokok seperti bahan makanan, air minum, selimut dan juga tenda.
Namun, Suharyanto menjelaskan jika sebagian warga yang mengungsi bukan karena akibat gempa tetapi karena faktor ketakutan adanya gempa susulan.
“Gempa per hari ini sudah 229 kali. Beredar memang di Bawean ini banyak yang takut ada tsunami. Padahal sudah disampaikan ke BMKG bahwa gempa ini walaupun skalanya cukup besar sampai 6,5 skala riter dengan kedalaman 10 km. Kalau itu terjadi di darat bisa masif kerusakannya,” ungkapnya.
Meski begitu, status tanggap darurat masih ditetapkan oleh BNPB. Jika tidak kembali terjadi gempa susulan, maka BNPB akan melakukan rehabilitasi rekonstruksi.
“Dipastikan dari segi teknologi,ilmu pengetahuan BMKG, tidak ada tsunami,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko