News  

Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021, BMKG Sebut 34 Wilayah di Indonesia Bisa Menikmati

Ilustrasi bulan purnama. BMKG memprediksi gerhana bulan total akan terjadi pada 26 Mei 2021. (Foto: Pixabay)
Ilustrasi bulan purnama. BMKG memprediksi gerhana bulan total akan terjadi pada 26 Mei 2021. (Foto: Pixabay)

JAKARTA, Tugujatim.id – Masyarakat Indonesia mesti siap-siap dan tak boleh ketinggalan akan fenomena gerhana bulan total kali ini. Ya, diperkirakan, gerhana bulan total itu bakal terjadi pada Rabu malam tanggal 26 Mei 2021 mendatang. Tak perlu khawatir, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut jika 34 wilayah di Indonesia pun bisa menikmati fenomena langit ini.

Puncak gerhana ini terjadi hanya 9 jam 28 menit dari sejak bulan berada di perige. Karena itu, gerhana ini dapat disebut sebagai gerhana bulan total perige atau dikenal pula sebagai Super Blood Moon.

Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur.

Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan setidaknya ada 34 wilayah di Tanah Air yang bisa dijadikan lokasi melihatnya gerhana bulan total ini.

“Fenomena Blood Moon ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) di mana bumi bergerak di antara bulan dan matahari dan berada pada posisi garis lurus,” terang Sub Koordinator Pengumpulan dan Penyebaran Data, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah IV, R Jamroni, dikutip dari bmkg.go.id.

Pada saat awal gerhana, bulan akan tampak lebih besar dan cerah. Hal ini karena bulan berada pada posisi paling dekat dengan bumi. Fenomena ini adalah Supermoon. Kemudian, bulan akan tampak merah, seperti tembaga karena atmosfer bumi membiaskan cahaya matahari. Fenomena bulan memerah saat gerhana total disebut sebagai Blood Moon.

“Fenomena Super Blood Moon ini adalah akibat dari gelombang cahaya panjang yang datang dari bumi inilah yang membuat bulan tampak merah,” beber Jamroni.

Penampakan bulan ini bisa jadi lebih merah. Hal itu terjadi, jika atmosfer bumi memiliki lebih banyak polusi udara, tutupan awan, atau ketebalan partikel. Masyarakat dapat menyaksikan gerhana bulan ini secara langsung tanpa bantuan alat optik.

“Fenomena ini menjadi cukup spesial karena bertepatan dengan Hari Raya Waisak tahun 2565,” kata Jamroni.

Sebats diketahui, Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 ini merupakan anggota ke 56 dari 84 anggota pada seri Saros 121. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Total 16 Mei 2003. Adapun gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Sebagian 6 Juni 2039, yang juga akan dapat diamati dari Indonesia.