Tugujatim.id – Dua hari menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 H/2023 M, Indonesia akan diwarnai fenomena astronomi langka, yaitu Gerhana Matahari Hibrid yang diprediksi oleh BMKG terjadi pada 20 April 2023 besok.
Melansir dari BMKG, Gerhana Matahari Hibrid adalah ketika posisi matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Di wilayah tertentu, piringan bulan akan nampak lebih kecil dari matahari jika diamati dari bumi. Di tempat tertentu juga, piringan bulan akan menutupi seluruh piringan matahari.
Pada puncaknya, di beberapa tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin karena bagian tengahnya tertutupi oleh bulan dan terang di bagian pinggirnya.
Dalam fenomena Gerhana Matahari Hibrid terdapat tiga macam cahaya bulan yang terbentuk, yaitu penumbra, antumbra, dan umbra.
Di wilayah penumbra, daerah yang dilewati akan nampak Gerhana Matahari Sebagian. Di wilayah antumbra akan teralami Gerhana Matahari Cincin. Sedangkan di wilayah umbra akan nampak Gerhana Matahari Total.
Untuk Gerhana Matahari Hibrid 2023 tepatnya 20 April nanti, merupakan gerhana ke-52 dari seluruh total 20 gerhana kategori siklus soros 129. Sentral Gerhana Matahari Hibrid berada di Laut Timor titik 9,6 derajat Lintang Selatan dan 125,8 derajat Bujur Timur.
Menurut peta lintasan, wilayah yang terlewati Gerhana Matahari Total adalah Samudra Hindia, sebagian kecil Australia, sebagian wilayah Indonesia, dan Samudra Pasifik.
Sedangkan, untuk Gerhana Matahari Cincin dapat dinikmati di wilayah Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Lalu, untuk Gerhana Matahari Total berada di Australia Barat (Ningaloo, Taman Nasional Cape Range, Learmonth, Exmouth), Timor Leste (Viqueque, Uma Uain Leten, Uani Uma, Alawa Craik, Lacoilu, Tutuala, Mehara, Com, Fuiloro, Lospalos, Tirilolo).
Di Indonesia, daerah yang mengalami Gerhana Matahari Hibrid adalah:
Maluku
1. Pulau Kisar: 13.23.09 WIT (1,10 menit)
2. Pulau Meopora: 13.25.05 WIT (o,59 menit)
3. Pulau Damar: 13.28.25 WIT (1,24 menit)
4. Pulau Watubela: 13.40.49 WIT (1,5 menit)
Papua Barat
1. Kepulauan Antalisa: 13.45.14 WIT (1,11 menit)
2. Randepandai: 13.51.45 WIT (1,1 menit)
3. Roswar: 13.51.45 WIT (0,57 menit)
4. Pulau Num: 13.54.45 WIT (1,5 menit)
Papua
1. Wooi: 13.55.08 WIT (1,11 menit)
2. Serui: 13.55.08 WIT (1,11 menit)
3. Biak Kota: 13.57.18 WIT (1,5 menit)
Di Indonesia, Gerhana Matahari Hibrid akan terjadi di Parigi, Jawa Barat, pukul 09.25.52,1 WIB. Sedangkan paling akhir berada di Meureudu, Aceh, pukul 10.43.45,5 WIB.
Demikian pula puncak gerhana yang di masing-masing daerah akan berbeda. Puncak gerhana di Indonesia paling awal terjadi di Tua Pejat, Sumatra Barat, pukul 10.40.17.6 WIB dan puncak paling akhir berada di Papua, pukul 14.04.47,8 WIT.
Persentase ketutupan Gerhana Matahari Total sebesar 100 persen akan bisa dinikmati di Biak, Papua dengan durasi 58 detik dengan total kontak 3 jam 5 menit.
Sedangkan di Jakarta akan mengalami sebesar 38,9 persen (Planetarium dan Observatorium) dan Anyer 36,2 persen (Komplek Mercusuar Cikoneng). Di Anyer, Serang, Provinsi Banten memiliki durasi gerhana seluruh kontak dari awal hinga akhir selama 2 jam 33 menit.