MALANG, Tugujatim.id – Apakah yang dihadapi anak-anak saat dilanda pandemi? Mulai dari kesulitan belajar di sekolah, tak bisa bermain bersama dengan teman sebayanya, hingga kurangnya pendampingan dari orang tua. Karena alasan itulah yang membuat Griya Main Altha di Perumahan Griya Singosari Inside Blok E, Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, didirikan agar anak-anak bisa terfasilitasi meski di tengah pandemi Covid-19.
Di masa pandemi, anak-anak dituntut untuk melaksanakan sekolah online dan terkurung di rumah. Hal itu membuat ruang gerak mereka menjadi terbatasi. Bahkan, kesibukan orang tua juga membuat kurang maksimalnya pendampingan bagi mereka.
Namun, Griya Main Altha mampu memberikan sarana ruang dan waktu bagi orang tua dan anak agar bisa berkegiatan bersama. Rumah bermain ini didirikan oleh Lutfi Hidayati Fauziah, 31. Fifi, sapaan akrabnya dibantu dalam mengelola rumah bermain ini bersama kedua adiknya, Fitri, 28; dan Fahri, 21.
“Visi kami adalah menumbuhkan semangat belajar anak-anak lewat berkegiatan bersama dan menggali potensi dalam diri mereka,” ungkap Fifi.
Berada di Griya Main Altha yang berdiri pada Juni 2021, anak-anak bisa melakukan banyak kegiatan. Salah satunya ada kelas motorik yang mengajak mereka untuk bermain sambil belajar dengan fun mathematic, fun cooking, fun science, dan fun art.
Selain itu, anak-anak juga bisa dikembangkan fitrah imannya melalui kelas mengkaji. Mulai dari mengkaji Al-Qur’an dan hadis, membaca dongeng Islami, hingga tadabbur alam.
Karena pandemi, kelas motorik dan mengaji di Griya Main Altha saat ini dihadiri 10 siswa saja.
“Tapi secara online, kami terus membagikan ide-ide aktivitas bermain yang bisa dilakukan di rumah dan berbagi ilmu seputar pengasuhan,” kata Fifi.
Bagi kelas motorik, Fifi tidak menarik biaya dari para siswa.
“Kami para orang tua berswadaya untuk memfasilitasi kegiatan anak. Misalnya minggu ini anak-anak akan melakukan fun cooking membuat sandwich dan jus buah, maka orang tua akan membagi tugas untuk menyiapkan apa saja yang dibutuhkan,” jelasnya.
Sementara untuk kelas mengaji, siswa boleh membayar seikhlasnya. Selain itu, Griya Main Altha juga memiliki playdate.
“Playdate memiliki konsep ‘Tour the Talent’ yaitu mendekatkan anak-anak dengan berbagai profesi dan tokoh-tokoh inspiratif untuk menggali minat dan bakatnya,” jelas Fifi.
Kegiatan playdate dilakukan di luar kelas. Anak-anak bisa melihat aktivitas yang dilakukan oleh profesi-profesi tertentu dengan harapan mereka bisa mendapatkan inspirasi.
“Salah satu program playdate kami adalah wisata Dirgantara Lanud Abdulrachman Saleh pada 2 Desember 2021,” kata Fifi.
Saat ini Griya Main Altha juga bekerja sama dengan Rumah Baca Al-Khawarizmi untuk mengembangkan literasi anak-anak. Meski ada beberapa tantangan yang harus dihadapi akibat pandemi, Fifi mengaku cukup menikmati semua proses dalam membangun Griya Main Altha.
“Salah satu passion saya adalah mengajar. Jadi, saya sangat menikmati proses ini. Dunia pendidikan menjadi jalan saya untuk memberikan ibadah terbaik,” ujar Fifi yang saat ini juga menjabat sebagai konselor di SMK Hidayatul Mubtadi’in Kembang Singosari.
Ke depannya Fifi berharap bisa tetap istikamah dan mengembangkan Griya Main Altha lebih luas lagi. Dengan mengusung tagar #DariRumahUntukDunia di media sosial, Fifi juga berharap Griya Main Altha bisa menjadi bagian dari solusi di dunia pendidikan.
“Ke depannya kami berharap bisa membuat kegiatan untuk anak SD, SMP, dan SMA agar sama-sama mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan,” tutupnya.