BATU, Tugujatim.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban banjir bandang Kota Batu. Dalam kesempatan itu, dia memperingatkan adanya potensi bencana hidrometrologi karena fenomena La Nina.
Berdasarkan prakiraan BMKG, intensitas curah hujan meningkat hingga 70 persen mulai November hingga Februari 2022. Intensitas hujan lebat ini dapat mengakibatkan banjir bandang.
”Sangat mungkin terjadi, terutama di Jawa Timur. Saya mewanti-wanti semua untuk siap siaga bencana. Saya minta sinergitasnya,” kata dia usai mengunjungi sejumlah titik lokasi bencana do Kota Batu di Kantor Desa Bulukerto, malam tadi.
Kedatangan Khofifah sendiri disambut Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko bersama Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso. Di kantor Desa Bulukerto dibangun Dapur Umum dan Posko Pengungsian.
”Dipredikasi masih akan ada potensi bencana karena intensitas hujan lebat masih akam terjadi. Seluruh hunian di bantaran sungai harus dievakuasi sesuai dengan siklusnya ada proses rehabilitasi dan konstruksi,” jelas Khofifah.
Sementara itu, Direktur Perum Jasa Tirta 1 yang mengelola DAS Brantas, Raymond Valian Ruritan juga turut hadir. Raymond mengungkapan, banjir bandang terjadi ini memang terjadi di dalam aliran Sungai Brantas.
Intensitas hujan saat itu, kata Raymond diperkirakan sekitar 80 mm di bagian atas Kota Batu. Sedangkan di bagian hulu bisa sampai 100 mm selama dua jam, secara kumulatif. Debit air sendiri mencapai 430 meter per detik.
“Luberan air hujan kemudian membawa material tanah, kayu dan ranting pohon yang akhirnnya ikut berdampak pada pondasi bangunan rumah yang ada di bantaran sungai,” jelas dia.
Sementara, Kepala BBWS Brantas Muhammad Rizal, menambahkan rata rata hujan di Jawa Timur mencapai 2000 mm dengan curah hujan tinggi tidak ditunjang dengan tangkapan airnya.
“Kedepannya kita harus perbaiki agar jangan sampai merembet ke Sungai Brantas. Ini perlu sinergitas bersama pemerintah provinsi dan kota/kabupaten harus menata lagi daerah tangkapan air,” ujarnya.