SURABAYA, Tugujatim.id – Fase fenomena El Nino masih terus berjalan. Seperti yang diinformasikan oleh BMKG sebelumnya, dampak El Nino ke Indonesia diprakirakan terjadi pada Agustus hingga September 2023.
Karena itu, Pemerintah Kota Surabaya berupaya memastikan kesetersediaan pangan bagi masyarakat melalui Tim Pengendali Inflasi (TPID) yang merupakan gabungan dengan anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan lembaga keuangan.
Upaya ini bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat Surabaya. Sebab, dampak El Nino dengan musim kemarau panjang di beberapa wilayah berdampak pada kebutuhan komoditas di Kota Pahlawan.
Baca Juga: Buron! Polisi Buru Kernet MPU Pelaku Perampokan Bekap Siswi SMK Purwosari Pasuruan
Langkah-langkah yang diberikan Pemkot Surabaya di antaranya dengan menekan harga beras Bulog sampai memantau subsidi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang mengangkut bahan pangan dari daerah lain ke Surabaya.
“Kami menjaga pangan dengan mensubsidi harga Bulog supaya tidak berubah sampai ke pedagang. Kami juga berkoordinasi dengan daerah lain dan mensubsidi transportasinya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi dalam keterangannya pada Minggu (03/09/2023).
Selain beras, TPID Surabaya juga akan memantau bahan pangan lainnya yang memiliki harga fluktuatif seperti bawang merah, bawah putih, cabai, telur, gula, dan ayam.
Baca Juga: Imbas Kebakaran Lahan Gunung Bromo, Pintu Masuk di Pasuruan Ditutup Sementara
“Insyaa Allah semua aman. Tapi kalau harga dari sana (daerah lain) sudah naik, kami hanya bisa mensubsidi transportasinya,” jelasnya.
Pemkot Surabaya juga akan menyiapkan sumur PMK di setiap RW untuk mengantisipasi adanya kebakaran akibat kekeringan.
“Jadi jangan sampai warga menyalakan api di alang-alang. Bahkan, kami sudah melarang menggunakan air tanah. Nah, air tanah tidak boleh berkurang saat ini. Lahan terbuka hijau harus lebih banyak untuk menyerap air,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati