TUBAN, Tugujatim.id – Harga komoditas minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tuban masih terus melambung tinggi. Kondisi ini salah satunya seperti yang terpantau di Pasar Pramuka, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban Kota, Selasa siang (11/01/2022). Dan yang terdampak dari mahalnya minyak goreng yaitu turunnya omzet pedagang gorengan yang mencapai hingga 50 persen.
Sebelumnya harga minyak goreng curah yang dijual di kisaran Rp 12.500 per kilogram, terus mengalami kenaikan hingga kini menembus harga 20.000 per kilo. Sementara minyak goreng kemasan pabrik yang normalnya di kisaran Rp 12.000 per liter, kini juga dijual Rp 22.000 per liter. Kondisi ini dikeluhkan para pedagang maupun pembeli.
“Kenaikan minyak goreng curah maupun kemasan ini terjadi secara bertahap sejak 2 bulan terakhir, Mas,” ungkap Fatim, pedagang minyak goreng di Pasar Pramuka.
Mahalnya harga minyak goreng juga membuat pedagang gorengan resah. Lantaran, biaya produksi gorengan menjadi naik tajam.
Namun, untuk menjaga kesetiaan pelanggan, pedagang gorengan enggan menaikkan harga maupun memperkecil ukurannya.
“Mau gimana lagi. Usahanya hanya ini, Mas,” sambung Sriah, pedagang gorengan di Pasar Pramuka Tuban.
Akibatnya, para pedagang itu mengalami penurunan omzet hingga 50 persen. Jika biasanya mereka dapat keuntungan Rp 75.000-Rp 100.000 per hari, maka kini turun di bawah Rp 50.000 per hari.
“Daripada menaikkan harga jual gorengan, nanti pelanggan lari, Mas. Mendingan kami yang rugi. Walaupun keuntungannya tidak banyak. Uang masih bisa mutar,” terang Sriah.
Dia berharap, pemerintah turun tangan menstabilkan harga bahan pangan. Kondisi ini jika terus berlanjut, maka pedagang gorengan terancam gulung tikar.
“Ya kami berharap, harga minyak goreng kembali stabil saja. Hanya itu permintaannya,” ujarnya.