MALANG, Tugujatim.id – Rencananya dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan bakal diotopsi pada 5 November 2022. Karena itu, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yakin otopsi jenazah korban ini akan bisa menjawab apakah gas air mata jadi penyebab utama kematian mereka.
Selain itu, pendamping hukum Tim Gabungan Aremania hingga Komnas HAM telah mengungkap mayoritas kondisi jenazah korban Tragedi Kanjuruhan wajahnya membiru. Karena itu, hasil otopsi bisa menjadi pembuktian ilmiah gas air mata mematikan atau tidak.
Sementara itu, anggota TGIPF Akmal Marhali mengatakan, tidak banyak keluarga korban yang berkenan mengajukan otopsi. Menurut dia, sejauh ini hanya 2 jenazah korban yang diizinkan keluarganya untuk diotopsi.
Tentu saja, keluarga korban harus mendapatkan jaminan pendampingan ketat demi keamanan dan keselamatannya. Apalagi rencana otopsi jenazah korban sebelumnya sempat gagal karena keluarganya merasa tidak nyaman diduga ada intimidasi dari pihak kepolisian.
“Otopsi ini salah satu kunci. Kami berharap banyak korban yang mau diotopsi. Kami banyak pilihan untuk meneliti kadar gas air mata yang dilontarkan,” kata Akmal pada Kamis (03/11/2022).
Dia berharap proses otopsi jenazah korban Tragedi Kanjuruhan yang telah dijadwalkan itu bisa berjalan lancar dan bisa mengungkap tabir kelam peristiwa 1 Oktober 2022.
“Mudah-mudahan otopsi 5 November 2022 berjalan lancar. Jadi, hasil otopsi ini akan sangat menentukan pengembangan kasus. Kalau kemudian ditemukan fakta bahwa penyebab utama karena gas air mata yang kedaluwarsa, banyak pihak lagi yang harus dikembangkan penegak hukum,” imbuhnya.