SURABAYA, Tugujatim.id – Terus meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya khawatir. Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat bisa menahan diri untuk berkumpul atau mengadakan reuni. Sebab, jika tidak, rumah sakit bisa kelebihan kapasitas dan kolaps.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua IDI Surabaya dr Brahmana Askandar SpOG(K) dalam webinar Surabaya Epik, Selasa (22/12/2020) kemarin. Ia menyebut, bahwa setiap hari, rata-rata peningkatan jumlah kasus di Indonesia bertambah 6-7 ribu kasus COVID-19 di Indonesia.
Baca Juga: Pengelola Wisata di Kabupaten Malang Dilarang Gelar Pesta Tahun Baru
“Faktanya angka COVID-19 meroket lagi, kisaran pertambahan setiap harinya 6-7 ribu. COVID-19 ini belum selesai,” kata dr Brahmana dalam webinar melalui aplikasi zoom, seperti dilansir Basra, partner Tugu Jatim, Selasa (22/12).
Menurut Brahmana, adaptasi kebisaan baru tersebut perlu dilakukan mengingat kasus COVID-19 masih berlangsung dalam waktu lama dan aktifitas primer tetap harus jalan.
Dalam menjalankan adaptasi kebiasaan baru tersebut, Brahmana menuturkan jika masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) ketika melakukan aktivitas hariannya. Seperti menggunakan makser, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Sayangnya, dalam penerapan protokol kesehatan itu masyarakat masih sering lalai terutama dalam hal menggunakan masker dengan benar.
“Faktanya, orang-orang masih kadang melepas maksernya. Nah fase melepas masker itu adalah fase vital, dimana virus bisa masuk melalui saluran pernapasan kita dan virus masuk ke dalam tubuh kita,” ucapnya.
Baca Juga: Spoiler One Piece 1.000: Luffy dan Zoro Sampai di Puncak Istana Onigashima
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tatap menjaga dirinya sendiri agar tidak tertular virus corona.
“Kita tidak akan pernah tau apakah orang yang berinteraksi dengan kita itu apakah negatif atau positif. Kalau memang demikian, untuk kesiapan kita, anggap saja semua orang yang berinteraksi dengan kita positif. Sehingga kita itu harus menjaga diri betul, pakai makser dengan benar,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan massa atau berkerumun. Karena hal tersebut dapat mempercepat penularan virus.
“Jadi kita harus menahan diri. Kalau ada reuni ya nggak usah reuni dulu, ngopi-ngopi karena lama nggak ketemu teman tahan dulu. Karena itu bukan sesuatu yang vital. Kalau mau santai-santai, olahraga atau bersepeda ya sendiri saja, nggak usah bergerombol,” ucapnya.
Terakhir, ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap semangat dalam menghadapi COVID-19 yang hingga saat ini belum juga selesai.
Baca Juga: Daftar 6 Menteri Baru dan 5 Wamen yang Dilantik Jokowi
“Kondisi saat ini, berdasarkan laporan teman-teman di seluruh rumah sakit di Surabaya itu penuh. Sehingga kita harus saling membantu. Jangan sampai fasilitas kesehatan itu kolaps. Dalam artian, tidak ada di suatu negara pun yang fasilitasnya itu didesain kapasitasnya untuk menampung seluruh rakyatnya sakit secara bersamaan,” pungkasnya. (Amm/Basra/gg)
Sumber Artikel: Berita Anak Surabaya (Basra)
