Tugujatim.id. Latar belakang kondisi ekonomi dan keluarga bukanlah batu penghalang bagi seseorang untuk menorehkan prestasi sesuai bidang yang ditekuninya. Hal itulah yang terlihat dari kisah Ilham Muhammad, salah satu anggota komunitas Pondok Inspirasi Jawa Tengah.
Meski berasal dari keluarga sederhana, semangat pemuda yang akrab disapa Ilham tersebut tidak pernah surut. Dia adalah mahasiswa Teknik Geologi Universitas Diponegoro (Undip). Orang tuanya seorang tukang pijat dengan penghasilan kurang lebih Rp 1 juta per bulan.
Akan tetapi, di masa pandemi seperti saat ini, penghasilan tersebut turun karena berbagai peraturan yang menyebabkan kesulitan ekonomi khususnya bagi para pelaku usaha kecil.
Pemuda asal Jember tersebut merupakan mahasiswa mandiri dalam kuliah, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun biaya pendidikan. Selama 4 semester menjadi mahasiswa Undip, Ilham memperoleh 3 beasiswa yang sangat membantu untuk kehidupan perkuliahannya.
Saat ini dia sedang mendapat beasiswa YBM BRI untuk membantu biaya kuliah serta tempat tinggal. Berbagai beasiswa yang diterimanya serta hadiah dari juara lomba yang dia ikuti sangat membantu orang tuanya, sehingga mereka tidak perlu lagi mengirimkan uang kepada Ilham.
“Alhamdulillah semenjak menjadi penerima beasiswa dan berkesempatan memenangkan beberapa perlombaan, saya tidak pernah lagi meminta uang kepada orang tua, agar bisa meringankan beban mereka,” ujar Ilham.
Sebagai mahasiswa yang selalu konsisten untuk berprestasi, saat ini Ilham sudah menjuarai lebih dari 50 perlombaan di bidang karya tulis ilmiah. Terbaru, dia berhasil menjadi juara 1 pada National Essay Competition 2021 yang diadakan oleh komunitas pengembangan pemuda Student Action IYSP.
Pada perlombaan tersebut, dia mengangkat ide tentang aplikasi yang dapat memudahkan pelayanan laundry di Kota Semarang. Aplikasi ini memberikan kemudahan seperti pelayanan antar jemput bagi customer, garansi bagi pakaian yang dilaundry, estimasi waktu yang jelas, sistem pembayaran cashless yang praktis, dan penggunaan bahan baku laundry yang halal dan ramah lingkungan.
Latar belakang Ilham dalam menggagas ide tersebut adalah karena dari hasil survei yang dia lakukan terkait bahan pencucian laundry menunjukkan bahwa 56 persen bahan laundry yang digunakan tidak ramah lingkungan karena kandungan fosfat yang tinggi.
Dia membuat aplikasi ini untuk membuat keunggulan kepada para pelaku usaha laundry dengan mengganti bahan baku laundrynya menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Bahan tersebut dibuat dari buah lerak dan daun waru yang terbukti efektif digunakan mencuci pakaian karena kandungan saponin yang rendah dan tidak merusak hasil cucian serta ramah lingkungan.
Keberhasilan Ilham dalam menjuarai berbagai perlombaan tidak lepas dari semangatnya yang tinggi untuk aktif berkegiatan. Dia pernah mendapat suntikan semangat saat mengikuti kegiatan di asrama YBM BRI yang mengundang Dahlan Iskan yang dia pegang hingga saat ini yaitu untuk selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan saat berkuliah, karena akan banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh mahasiswa ketika aktif mengikuti berbagai kegiatan di luar pembelajaran kelas kuliah.
“Saya pernah mengikuti seminar di asrama yang mengundang bapak Dahlan Iskan. Beliau menuturkan bahwa sudah selayaknya mahasiswa aktif mengikuti berbagai kegiatan, entah menjadi pegiat organisasi, aktif di perlombaan, menjadi takmir masjid, dan lain sebagainya. Hal itu dilakukan karena dari aktif di berbagai kegiatan, kita akan bertemu banyak orang dan dapat belajar bagaimana bersikap dan merespon berbagai bentuk kritik dan saran terhadap diri kita,” imbuh anak pertama dari tukang pijat di Jember ini.
Selain semangat yang tinggi untuk berprestasi, Ilham juga memiliki prinsip bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk mau belajar ke orang lain dan belajar dari kesalahan tanpa harus merasa malu.
“Terkadang kita berpikir sulit untuk mencapai hal besar, seperti berprestasi. Padahal hal itu bisa dicapai yaitu dengan mau belajar ke orang lain yang lebih berpengalaman seperti ke Pondok Inspirasi dan mau belajar dan mengakui kesalahan tanpa harus merasa malu untuk terus belajar,” tutup Ilham.
*Penulis adalah Pondok Inspirasi dan Mahasiswa IPB University