MALANG, Tugujatim.id – Objek Wisata Coban Pelangi yang ada di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, ini merupakan salah satu lokasi wisata air terjun paling legendaris di Kabupaten Malang. Namun, jarang yang tahu cerita ditemukannya air terjun ini dan kenapa alasannya diberikan nama Coban Pelangi.
“Sebenarnya sebelum menyebar nama Coban Pelangi, warga sudah sering mencari kayu bakar di sekitar sini (area air terjun). Dan air terjun itu dulu sebenarnya tidak seperti itu, setiap hari ada pelangi karena dulu di atas (air terjun) ada batu yang menjorok menghalangi air. Jadi, airnya pecah dan menimbulkan pelangi setiap hari,” terang Siaman selaku penjaga dan pengelola kebersihan Coban Pelangi saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Namun, setelah itu terjadi banjir bandang yang membuat batu yang menjorok tadi tergerus air dan terseret hingga jatuh ke bawah.
“Lalu ada banjir bandang entah tahun berapa saya kurang tahu, batu yang menjorok tadi terseret jatuh. Jadi, sekarang cuma ada percikan air terkena cahaya gitu saja,” ungkapnya.
Lalu pada 1984 silam, Coban Pelangi sudah terkenal di warga sekitar Malang Timur dan sering didatangi siswa-siswi SMA.
“Dulu sebenarnya sudah terkenal sejak 1984 di kalangan pelajar SMA sekitar. Kemudian makin banyak yang kemari dan makin terkenal,” ujarnya.
Kemudian warga desa yang melihat potensi wisata di sana, mulai merintis objek wisata air terjun bernama Coban Pelangi.
“Kemudian ini dirintis oleh warga desa pada 1986. Tapi, akhirnya diambil alih oleh Perhutani pada 1989,” terang pria yang sudah 20 tahun menjadi penjaga Coban Pelangi ini.
Siaman mengatakan, pada 1999 silam baru dibuat pos untuk loket. Dulunya hanya ada bangunan dari bambu saja. Kini, untuk masuk dan menikmati Coban Pelangi cukup menyiapkan Rp 12.000 per orang untuk tiket masuk dan Rp 5.000 untuk parkir motor.