SURABAYA, Tugujatim.id – Loesdarwanto selaku Pemimpin Wilayah VI Jawa Timur (Jatim) Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mengatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, target laba yang ada di angka Rp 123 miliar, justru profit hingga menjadi Rp 140 miliar. Dia juga mengutip “quotes” milik Jack Ma mengenai bertahan hidup di masa pandemi Covid-19.
“Saya kutip dari Jack Ma, ‘di masa pandemi Covid-19 ini kami selamat dan masih hidup saja sudah untung’. Saya pada 2021 target labanya Rp 195 miliar. Target saya, justru pada 2020 lalu (di tengah pandemi Covid-19, red) mendapatkan laba yang tinggi hingga dinaikkan, padahal yang lain target diturunkan. Saya di tahun lalu target dari Rp 123 miliar, tercapai Rp 140 miliar, lalu target naik jadi Rp 195 miliar sekarang,” terang Loesdarwanto pada Tugu Media Group Sabtu siang (06/03/2021).
Loesdarwanto juga menerangkan situasi tahun 2007 yang membuatnya tertantang, semacam upaya terus-menerus untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Banyak produk UMKM yang luar biasa.
“Pada 2007 silam, semakin menantang untuk terus-menerus mengembangkan pelaku UMKM. Menyenangkan sekali karena produknya luar biasa, di Indonesia itu banyak sekali ya (produk UMKM, red). Di Malang juga luar biasa (UMKM, red),” terangnya.
Selain itu, Loesdarwanto mengatakan bahwa salah satu pusat UMKM yang bagus ada di Malang. Banyak produk yang kreatif dan inovatif berhasil dibuat oleh masyarakat.
“Itu salah satu pusatnya di Malang Raya, kami menjadi bergairah ketika melihat produk-produk yang luar biasa. Ada kreativitas dan inovasinya, mengacu pada kami sebagai pribadi gimana agar usaha ini bisa didorong untuk diterima di masyarakat,” bebernya.
Dalam menjalankan Jamkrindo, Loesdarwanto masih fokus dalam penugasan pemerintah mengenai kredit usaha rakyat (KUR), sebuah program bagus yang dapat dipakai membantu pengembangan UMKM.
“Kami masih melihat perlu waktu. Kami lebih fokus pada penugasan pemerintah terkait KUR hampir Rp 200 triliun. Lalu program pemulihan ekonomi nasional itu sampai Rp 10 miliar untuk pelaku pengusaha menengah,” paparnya.
Bila dipadukan, Loesdarwanto menjelaskan, antara UMKM dan KUR bisa membentuk semacam transformasi menarik yang bisa direalisasikan di tahun 2021. Mengingat, bila dibayangkan, keduanya bakal menghasilkan produk dan pengembangan usaha yang cukup bagus.
“Tapi, saya pikir UMKM ini dengan KUR bisa transformasi. Harus bisa direalisasikan pada 2021. Kalau di tahun 2020 mendekati, cukup sukses untuk kontribusi dan penjaminan kredit PEN (pemulihan ekonomi nasional, red) salah satu program yang diunggulkan,” lanjutnya.
Banyak program penjaminan yang sudah berhasil menyelamatkan usaha masyarakat sehingga dapat modal baru dan bisa menjalankan lebih jauh UMKM yang sudah terbentuk.
“Dengan adanya penjaminan itu salah satu program pemerintah yang cukup bagus menyelamatkan para pengusaha karena dapat modal baru dan bisa restrukturisasi. Kami bisa terselamatkan di masa susah tahun 2020 (pandemi Covid-19, red),” imbuhnya.
Loesdarwanto juga kagum dengan daya tahan dan perjuangan hidup UMKM yang bisa kebal dari berbagai situasi perekonomian dan pandemi Covid-19. Di saat perusahaan besar tumbang, UMKM masih dapat bertahan.
“Istilahnya, menerapkan seluruh lapisan masyarakat, tahun 1998 dan 2018 itu memang perusahaan besar yang terkena, kalau sekarang itu UMKM juga kena. Tapi, UMKM punya daya juang kuat,” jelasnya.
UMKM dinilai lebih fleksibel dan dinamis di masyarakat, Loesdarwanto melanjutkan, UMKM dapat masuk di berbagai jenis pasar dan mudah keluar dari tantangan.
“Menjaga dirinya bisa masuk di pasar baru yang lebih menguntungkan, mudah keluar dari tantangan. Bertahan melangsungkan kehidupan mereka, bisa cepat bergeser. Cepat beradaptasi,” ujarnya.
Setelah membahas soal situasi pandemi Covid-19, Jamkrindo, dan UMKM, Tugu Media Group dan Loesdarwanto mulai berbincang hangat soal sepak terjang dan pengalaman pribadi Loesdarwanto selama bergelut dengan UMKM. (Rangga Aji/ln)