MALANG, Tugujatim.id – Pasca pencarian korban dugaan tenggelam selama tiga hari, tim relawan SAR akhirnya menemukan jasad nelayan Malang atas Hamit Ali Irfani, 30, di Bendungan Sutami, Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis (30/03/2023), pukul 14.23. Sebelum diduga tenggelam, keluarganya curiga karena korban tidak pulang-pulang saat bekerja mencari ikan.
Ketua SAR Awangga Kepanjen Budi Santoso mengatakan, harus membuat ombak buatan menggunakan mesin agar air bisa bergerak dan jasad nelayan Malang ini mengapung. Sebab, jenazah korban berada di dasar bendungan, tepat di tempat dia terjatuh dan tenggelam.
“Kalau (orang) tenggelam, istilahnya di dasar (air). Kemudian dua-tiga hari kemudian, berat badannya meringan terus mengapung. Karena tadi airnya kami goyang, airnya gerak, dia mudah mengapung,” terangnya.
Baca Juga:
Berangkat Kerja, Nelayan Malang Justru Diduga Tenggelam di Bendungan Sutami
Tim SAR langsung mengevakuasi jasad nelayan Malang itu usai mengapung. Menurut dia, jenazah korban masih berada di tempat kejadian perkara (TKP) karena tidak ada arus di bendungan.
“Ya, jenazah di TKP juga karena nggak ada arus,” ujarnya.
Dia mengatakan, kondisi korban saat dievakuasi masih utuh dan masih mengenakan pakaian yang terakhir kali dipakai.
“Tidak ada tanda kekerasan. Murni tenggelam karena kecelakaan,” kata Budi.
Jenazah langsung dibawa ke rumah duka yang berada tidak jauh dari bendungan usai dievakuasi oleh petugas.
“Tidak diotopsi,” imbuh Budi.
Diberitakan sebelumnya, nasib nahas menimpa seorang nelayan Malang bernama Hamit Ali Irfani, 30, yang diduga tenggelam di Bendungan Sutami, Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Selasa (28/03/2023). Keluarganya curiga karena korban tidak pulang-pulang dari mencari ikan.
Kaur Keuangan Desa Senggreng Sumarno mengatakan, nelayan Malang ini awalnya berangkat bekerja mencari ikan pada pukul 10.00 seperti biasanya. Dia melanjutkan, biasanya korban pulang pukul 15.00. Namun, hingga pukul 16.00, korban masih belum pulang.