Tugujatim.id – Pernahkan Anda menjumpai konten seseorang di media sosial yang berisi gaya hidup mewah dan pamer kekayaan? Mulai dari postingan produk-produk mahal, pamer uang, memakai barang branded, jalan-jalan ke luar negeri, hingga makan di restoran mewah? Fenomena tersebut kini marak di media sosial. Ya, itulah yang disebut perilaku flexing.
Menurut Cambridge Dictionary, flexing ialah perilaku menunjukkan sesuatu yang dimiliki atau diraih tapi dengan cara yang dianggap tidak menyenangkan oleh orang lain. Sementara kamus Merriam-Webster, mengartikan flexing sebagai perbuatan memamerkan sesuatu yang dimiliki secara menonjol. Bahasa mudahnya, flexing ialah pamer kekayaan.
Maraknya fenomena ini mengundang tanggapan dari Prof Renald Kasali. Mengutip dari pikiran-rakyat, Prof Renald menyatakan bahwa orang kaya biasanya diam saja dan lebih mementingkan kenyamanan serta kualitas daripada sekadar merek.
Bahkan, melansir dari kontan.co.id, orang kaya yang sesungguhnya tidak ingin menjadi pusat perhatian. Biasanya semakin kaya seseorang, dia semakin menginginkan privasi dan tidak mau menjadi pusat perhatian. Prof Renald Kasali pun menegaskan pelaku flexing justru bukan orang kaya yang sesungguhnya.
Bahaya Perilaku Flexing
Jika ditelisik lebih lanjut, kebiasaan flexing ternyata bisa menimbulkan dampak buruk bagi pelakunya. Apa sajakah? Simak penjelasan Tugu Jatim ID berikut ini ya!
1. Meningkatkan Sikap Hidup Konsumtif
Kebiasaan pamer kekayaan dan harta yang dimiliki kepada publik bisa meningkatkan sikap hidup konsumtif. Lantaran, mereka (pelaku flexing, red) akan selalu merasa dituntut untuk unjuk diri dengan kemewahan dan kekayaan. Hal ini akan mendorong mereka meningkatkan kegiatan konsumsi yang sebenarnya tidak terlalu perlu.
Contohnya makan di restoran yang mewah dan mahal, berbelanja tas branded termahal dan terbaru, dan seterusnya. Walaupun sebenarnya mereka tahu bahwa barang dan jasa itu tidak terlalu dibutuhkan. Artinya, kegiatan konsumsi mereka lebih dikendalikan oleh keinginan daripada kebutuhan.
2. Bisa Terjerat Utang
Kebiasaan pamer gaya hidup mewah ternyata bisa menjerumuskan seseorang ke jeratan utang. Dilansir dari finance.detik.com, perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menjelaskan, menggunakan fasilitas utang sebenarnya sah-sah saja jika untuk keperluan mendesak.
Tapi utang menjadi tidak wajar, jika hanya digunakan untuk memenuhi kegiatan konsumsi barang dan jasa dengan standar mewah dengan tujuan agar terlihat kaya. Padahal, mereka tahu bahwa kemampuan finansialnya tidak cukup. Hal ini dapat merugikan pelaku flexing. Sebab, tuntutan gengsi bisa membuat mereka berpikir tidak masuk akal. Akhirnya, terus berutang dan banyak pengeluaran agar terlihat kaya dan mewah.
3. Meningkatkan Risiko Kejahatan
Postingan di media sosial tentu membuka peluang bagi siapa pun untuk mengetahuinya. Termasuk aktivitas para pelaku flexing. Jika tidak berhati-hati, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko kejahatan. Lantaran, dengan menunjukkan kekayaan dan pamer harta di media sosial, publik akan tahu. Termasuk, mereka kawanan yang siap berbuat tindakan kriminal. Mereka seakan diberi kemudahan dan referensi untuk melancarkan aksi jahatnya. Contohnya, seseorang yang mengunggah uang yang dimilikinya di medsos. Jika diketahui kawanan pencopet, bisa mendorong mereka melancarkan tindak kriminal.
4. Minimnya Rasa Empati
Di tengah kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan masyarakat di berbagai tempat yang belum stabil akibat wabah pandemi, rasanya tidak elok jika ada orang-orang yang bersuka ria pamer harta. Sementara, di kanan dan kirinya banyak orang merasa kesusahan selama 2,5 tahun ini.
Sebelum melakukan flexing, perlu juga dipikirkan betapa banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung mereka. Tentu saja atas nama kemanusiaan, ada rasa empati dan simpati terhadap kesulitan dan kesusahan orang lain. Maka, perilaku flexing di media sosial secara berlebihan, bisa dipandang kurang etis dan dapat dianggap minim rasa empati kepada sesama.
Nah, itulah beberapa bahaya dari kebiasaan flexing. Sebaiknya perilaku flexing pergi jauh-jauh dari kita ya!