AFRIKA, Tugujatim.id – Nigeria tengah santer dilanda kasus penculikan, khususnya di negara bagian Zamfara yang terletak di barat laut Nigeria. Hal itu membuat sebagian besar penduduk menyambut baik arahan dari pemerintah untuk menutup akses komunikasi seperti internet hingga jaringan telepon. Kini peraturan tersebut telah memasuki hari keenam demi memerangi para bandit dan penculikan untuk mencari tebusan yang sering kali terjadi di daerah tersebut.
Melansir dari CNN sejak hari Jumat lalu (10/09/2021), Pemerintah Nigeria mengarahkan para penyedia jaringan telekomunikasi untuk menutup akses selama dua minggu di Zamfara. Sebab, selama dua hari sebelumnya tercatat ada sekitar 73 siswa telah diculik dari sebuah sekolah menengah negeri di distrik Maradun, Zamfara.
Kini otoritas militer di Nigeria sedang gencar-gencarnya melakukan serangan di tempat persembunyian para penculik dan geng kriminal, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “bandit” di negara bagian tersebut.
Meski harus dibayar mahal, para warga di Zamfara mendukung penuh keputusan pemerintah atas larangan memakai jaringan seluler bersamaan dengan operasi militer yang sedang berlangsung.
Salah seorang warga Zamfara bernama Hamdan Shinkafi mengatakan, dia rela menjual ponselnya sebelum memutuskan pindah ke Kaduna. Hal ini dipertegas oleh Zailani Bappa, seorang penasihat Media Negara Bagian Zamfara, yang menyatakan, larangan penggunaan layanan telepon juga memberikan kekuatan kepada pasukan militer terhadap para bandit.
Sementara itu, Ahmad Maishanu, seorang warga sipil Nigeria, mengatakan, kini banyak penduduk yang berlomba-lomba pindah ke negara bagian tetangga agar dapat melakukan panggilan telepon.
“Saya di Abuja. Dan saya tidak akan kembali ke Zamfara sebelum pemadaman telepon dicabut. Memang awalnya beberapa warga tidak senang dengan keputusan pemerintah, tapi kini mereka mendukung disusul operasi militer yang sekarang meluas sampai Abuja,“ ungkapnya.
Untuk diketahui, Zamfara dan beberapa negara bagian barat laut tetangga lainnya memang kerap kali dilanda beberapa kasus penculikan massal oleh para bandit yang mengatasnamakan ingin uang tebusan. Dalam kasus itu yang paling tersorot di antara rentetan peristiwa penculikan yang terjadi di Zamfara adalah penculikan lebih dari 200 siswi yang terjadi di Kota Jangebe pada Februari 2021.
Aturan larangan penggunaan jaringan telepon di Zamfara adalah salah satu dari banyak tindakan yang dilakukan pihak pemerintah untuk membatasi pergerakan para bandit dan mencegah terjadinya penculikan berkali-kali yang terjadi di negara bagian tersebut.
Ibrahim Dosara, seorang Komisaris Informasi Zamfara, mengatakan, sekolah-sekolah ikut ditutup demi menghindari kriminalitas lebih lanjut. Dia juga menambahkan, penggunaan kendaraan juga dibatasi, menangguhkan transportasi ternak, hingga menutup pasar mingguan.