MALANG, Tugujatim.id – Intensitas hujan lebat yang mengguyur Kota Malang pada Jumat (25/12/2020), membuat sejumlah daerah di Kota Malang banjir. Parahnya, banjir ini juga terjadi di jalan berbatu andesit Kayutangan Heritage yang baru saja selesai dibangun.
Sontak, warganet kembali menyoroti proyek revitalisasi yang memakan dana hingga Rp 23 miliar ini. Sejumlah postingan menyebutkan, banjir di kawasan tersebut baru terjadi pasca dibangun jalan berbatu andesit.
“Daerah Kayutangan yang dulu gak pernah tergenang meski hujan deres, sekarang jadi titik genangan baru. Yokpo lur tanggapane umak?,” tulis akun @malangraya_info, beserta video banjir.
Baca Juga: Wiji Thukul, Mengenang Sastrawan dan Aktivis yang Hilang pada Masa Orde Baru
Namun, penuturan berbeda dikatakan Cipto (25), warga yang sehari-hari berjualan disana, bahwa banjir tidak hanya terjadi saat ini saja. Menurut dia, bahkan sudah berlangsung selama 5 tahun terakhir.
”Lho gak hanya sekarang saja sudah dari dulu. Karena gorong-gorongnya ditutup semua, gak hanya karena jalan heritage ini. Kadang kalau deres, genangan air sampe masuk warung saya. Persis kayak genangan kemarin,” katanya, pada Sabtu (26/12/2020).
Tampak dari video yang beredar, dampak genangan air terjadi di dua titik, yakni di depan Mc Donald Kayutangan (zona 1) dan depan toko mainan Lido, Rajabally (zona 2).
Baca Juga: Herry Rasio, Master Aquascape Kelas Dunia Asal Malang
“Tentu ini mengherankan buat saya karena dulu sudah pernah dilakukan penyudetan agar air sungai dapat bergerak lancar. Faktanya setelah saya lihat langsung, kembali faktornya sampah dan sampah,” ujar Sutiaji, kemarin.
Selain menyasar 2 lokasi itu, Sutiaji juga mencermati munculnya genangan di kawasan Basuki Rahmat. Usut punya usut, genangan air di area tersebut disebabkan sisa material yang menghambat pergerakan air.
Baca Juga: Anjloknya Industri Karoseri di Tengah Badai Pandemi
Di penghujung inspeksi, alumni IAIN Malang ini kembali mengimbau kepada warga Kota Malang, untuk tidak membuang sampah sembarangan serta bersama-sama merawat lingkungan dan prasarana kota.
“Lebih lebih pada kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini, jangan makin kita perparah dengan tindakan-tindakan yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat,” imbaunya. (azm/zya/gg)