TUBAN, Tugujatim.id – Muktamar NU ke 34, sudah diujung tanduk kegiatan. Banyak momentum santun dan sejuk tersaji dalam perhelatan yang digelar lima tahunan ini.
Kali ini, Muktamar NU yang berlangsungkan di Lampung 22-24 Desember 2021 ini memberikan kesan baik untuk selurut warga NU di Nusantara.
Seperti yang terlihat kesantunan Kiai Yahya Cholil Staquf mencium tangan KH Said Aqil Siradj. Nilai ketawadhuan yang disuguhkan oleh mereka berdua memberikan keteladanan kepada umat.
Padahal keduanya tengah berkontestasi dalam pemilihan ketua Umum PBNU masa Khidmat 2021-2026. Suasana itu menunjukkan bahwa tidak ada rivalitas yang perlu dibesar-besarkan dalam pemilihan ketua PBNU.
Tak hanya itu, dalam forum tertinggi di organisasi kemasyarakatan terbesar di dunia ini, juga diberikan nilai uswahtun hasanah yang luar biasa. Para anggota Ahlul Hal Wal Ahdi (Ahwa) yang dipilih oleh muktamirin untuk memilih Rais ‘Aam juga demikian.
Dikutip dari Lampungpost, hasil musyawarah soal Rais ‘Aam PBNU disampaikan oleh KH Zainal Abidin dalam sidang Pleno IV yang dipimpin oleh Steering Comite Muktamar NU, Muhammad Nuh.
“KH Ma’aruf Amin yang memimpin rapat Ahwa, penuh dengan keramahan, sopan santun, keberadaban,” ujarnya.
“Tak ada yang mau berpendapat, semua mengatakan yang lebih tua yang layak berpendapat. KH Mustafa Bisri mengatakan ada yang lain yang lebih layak berpendapat. Luar biasa keberadaban yang ditunjukkan para ulama kita,” imbuhnya.
Ketika diserahkan kepada yang termuda, Zainal Abidin sebagai yang termuda pun enggan berpendapat.
“Saya yang termuda, saya juga tidak mau kalau yang tua belum berpendapat,” katanya.
“Alhamdulillah sepakat dengan musyawarah yang penuh dengan kesantunan, Rais ‘Aam PBNU untuk lima tahun mendatang adalah KH Miftakhul Akhyar,” ucapnya.