Kirab Budaya Ogoh-ogoh Tawur Agung Warnai Perayaan Nyepi di Malang

nyepi tugu jatim
Suasana kirab ogoh ogoh di depan Balai Kota Malang dalam Tawur Agung di Perayaan Hari Raya Nyepi 2023. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

MALANG, Tugujatim.id – Sebanyak 10 ogoh-ogoh diarak keliling Kota Malang, Jawa Timur, usai upacara Tawur Agung dalam Perayaan Hari Raya Nyepi 2023.

Ribuan masyarakat baik umat Hindu maupun masyarakat umum tumpah ruah dalam kegiatan yang terpusat di depan Balai Kota Malang, pada Selasa (21/3/2023).

Berbagai ogoh-ogoh mulai karakter raksasa hingga simbol dewa diarak keliling Kota Malang. Kirab budaya ogoh-ogoh ini baru pertama kali dilakukan di Balai Kota Malang, terutama setelah pandemi Covid-19.

Adapun 10 ogoh-ogoh itu di antaranya:

1. Sang Yamadhipati, dewa kematian yang berarti rajanya neraka.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Sang Yamadhipati. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Dia penglimanya mahkluk-makhluk Kingkara atau penjaga neraka. Nama itu berkaitan erat dengan tugas yang diemban yaitu sebagai penunggu neraka. Sang Hyang Yamadipati dipercaya bertugas mencabut nyawa manusia yang sudah sampai pada batas waktunya.

2. Kraken, hewan laut raksasa yang memiliki tentakel panjang dan ditakuti oleh para pelaut.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Kraken. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Kraken merupakan penghuni lautan yang akan memusnahkan manusia bila memiliki sifat tamak atau rakus dan akan memberikan anugerah pada manusia yang senantiasa melestarikan lautan.

3. Gamang Hanamaya yang muncul sebagai peringatan dan bisa diartikan sebagai sosok sejati pelindung kehormatan perempuan.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Gamang Hanamaya. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Bertangan delapan yang bisa mencengkram seseorang sekuat ikatan rantai baja. Berkepala menyeramkan dengan lidah menyulur, sehingga menimbulkan ketakutan dan akan membuat orang mangurungkan niat untuk berbuat tidak sopan ataupun melecehkan perempuan.

4. Bade Mas, ilmu pengleakan tingkat tinggi.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Bade Mas. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Ogoh-ogoh ini mengilustrasikan sosok raksasa dengan perubahan wujud menjadi Bade Mas atau pengusung mayat di Bali yang keseluruhannya berwarna emas.

5. Nyi Rarung yang mengisahkan seorang gadis cantik yang menawan dan mempuyai ibu bernama Dayu Datu.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Nyi Rarung. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Seorang Dewi Kali dan Dewi Durga yang pada akhirnya mendapat kesedihan. Namun, masyarakat menganggap kesedian yang didapatkan sang ibu adalah pengleakan yang membuat Nyi Rarung dikucilkan, bahkan orang tak mau mendekat atau mempersuntingnya karena takut dengan ilmu yang dimiliki ibunya. Kemudian meranalah Nyi Rarung dan hidup seorang diri.

6. Paksi Ireng, yang berpenampilan hitam dengan gagak gagak kecil di sekitar kakinya.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Paksi Ireng. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Wajahnya menyeramkan, mata merah menyala, kepala bermahkotakan tengkorak burung, tangan kanannya menggenggam sebilah pisau pengentas, dan dari punggungnya bermunculan tangan sangan madra berwama keemasan.

Paksi Ireng penggambaran alam semesta yang sarat petuah dan memberi manusia dua pilihan. Jika manusia baik, Pakai Ireng akan mengenakan tangan-tangan mudranya untuk memberikan kehidupan manusia dengan penuh kebaikan. Jika manusia jahat, Sang Garuda Hitam ini akan menggunakan pisau pengantas di tangannya untuk memutus kehidupan manusia menuju alam kematian.

7. Mahesa Sura, penggambaran kesaktian dan ketamakan manusia.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Mahesa Sura. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Ogoh-ogoh Mahesa Sura berwujud manusia berkepala hewan. Dia berdaya sakti mandraguna namun berpikiran sempit. Seperti hewan yang hanya menuruti hawa nafsu dan melupakan kodrat sebagai manusia yang semestinya, saling asah, asih, dan asuh.

8. Sang Kala Lobha yang menggambarkan sifat tamak dan rakus.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Sang Kala Lobha. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Sifat butha ini digambarkan dalam wajah manusia berwajah menyeramkan, memiliki gigi dan kuku tajam. Dimanculkan dalam ogoh-ogoh sebagai ilustrasi dari sifat buruk manusia yang patut dimusnahkan.

9. Hidimba, raksasa pemakan daging manusia dan penghuni hutan Kamyaka.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Hidimba. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Dia tergoda dengan bau tubuh Pandawa untuk memakan mereka.

10. Dewa Siwa Jagatpati, penguasa alam semesta.

nyepi tugu jatim
Ogoh-ogoh Dewa Siwa Jagatpati. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

Dewa Siwa memberikan waranugrahnya, memusnahkan keburukan atau sifat-sifat negatif yang selalu mengganggu keseimbangan alam semesta.

Ketua Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda Arsana mengatakan bahwa kirab ogoh-ogoh tersebut bermakna menyerap energi-energi negatif yang kemudian dibakar pada puncak kirab ogoh-ogoh.

“Harapannya bisa kembali ke fitrah manusia itu sendiri. Yang kosong menjadi ada dan menyucikan kontaminan-kontaminan,” ucapnya.