Tugujatim.id – Menikah jarak jauh atau LDR? Apa mungkin bisa dilakukan ya? Tentu saja segala kegiatan jarak jauh sangat mungkin dilakukan saat ini. Terbaru, pernikahan seperti ini dilakukan pasangan Pringgo dan Nur Aini Umami pada 1 Januari 2021. Pernikahan digelar karena mempelai perempuan terkena Covid-19 dan dilakukan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Tapi, siapa sangka ternyata pernikahan jarak jauh sebelumnya telah dilakukan oleh Gus Dur dan istrinya. Seperti apakah kisahnya?
Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurrahman, atau akrab disapa Gus Dur, itu menikahi istri tercintanya Sinta Nuriyah secara jarak jauh. Pernikahan Gus Dur digelar pada Kamis (11/07/1968). Saat itu Gus Dur telah menempuh pendidikan di Mesir dan Sinta Nuriyah di Jombang.
Mempelai pria diwakilkan oleh kakek Gus Dur, yaitu seorang tokoh NU KH Bisri Syansuri karena calon pengantin pria berada di Mesir. Pada saat itu, umur KH Bisri Syansuri berusia 81 tahun. Tentunya hal tersebut membuat gempar masyarakat. Banyak warga mengira bahwa Sinta Nuriyah menikah dengan KH Bisri Syansuri.
Akad dan resepsi diulang untuk menjawab pertanyaan masyarakat saat Gus Dur kembali ke Indonesia usai menyelesaikan pendidikannya di Mesir. Selama tiga tahun menjalani hubungan pernikahan jarak jauh, tanggal 11 September 1971 penggelaran akad dan resepsi berlangsung dengan pertemuan Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
Perjalanan Gus Dur dan Sinta Nuriyah dimulai dari nol. Meski keduanya berasal dari keluarga terkemuka, tapi mereka memutuskan untuk mengontrak rumah. Paman Gus Dur pun mengatakan, untuk tidak menikah setelah usai pendidikan di Mesir. Dia juga mencarikan jodoh dan bertemulah Sinta Nuriyah. Sedangkan Sinta Nuriyah yang masih trauma karena nama calonnya sama dengan gurunya yang pernah meminang saat usia 13 tahun. Sedangkan Gus Dur langsung mengiyakan ucapan pamannya.
Sinta Nuriyah pun bersimpati pada Gus Dur saat menerima isi surat karena mengeluh tidak naik pangkat. Balasan surat dari Sinta yang teratur dimaknai Gus Dur sebagai lampu hijau. Setelah bertahun-tahun berkomunikasi melalui surat, Gus Dur memberanikan diri untuk melamar. Namun, tidak langsung dijawab oleh Sinta Nuriyah. Pada pertengahan 1966, akhirnya Sinta Nuriyah menerima Gus Dur sebagai teman hidupnya.