BATU, Tugujatim.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) bersama warga bergotong royong melakukan Pembangunan Toga (Tanaman Obat Keluarga), di Dusun Segundu, Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, pada Kamis (15/6/2023), pukul 11.00-15.00 WIB.
Pelaksanaan pembangunan itu diinisiasi tim KKN UM sebagai bagian dari program kerja.
Penanggung jawab program kerja tersebut, Muhammad Fitrani Akbar menjelaskan bahwa dipilihnya toga sebagai salah satu pogram kerja dikarenakan toga menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk ditanam di lahan pekarangan atau di punden atau taman desa yang dikelola oleh warga sekitar
“Toga dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan herbal untuk gangguan kesehatan ringan, dan memelihara kesehatan, serta meningkatkan gizi. Toga dapat ditinjau dari aspek kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya,” ucapnya, pada Selasa (20/6/2023).
Dia menjelaskan, dari aspek kesehatan, sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi upaya preventif (pencegahan), upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan), upaya kuratif (penyembuhan penyakit), serta untuk pemeliharaan kesehatan, penanggulangan penyakit, dan perbaikan status gizi.
Dalam aspek lingkungan, toga juga dimanfaatkan untuk menjaga kelestarian alam, penghijauan, dan menambah estetika.
Sementara dari segi ekonomi, toga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
Adanya program kerja ini ditujukan untuk memberikan informasi dan mengedukasi kepada masyarakat Desa Sumbergondo untuk mengetahui manfaat, cara penanaman, dan perawatan berbagai toga yang memiliki banyak khasiat seperti jahe merah, kencur, kunyit, jahe, sereh, temulawak, sirih, lidah buaya, dan lain sebagainya
Tidak berhenti sampai di situ, mahasiswa KKN UM Juga melakukan perawatan toga secara rutin karena tanaman obat-obatan membutuhkan curah hujan yang cukup dengan distribusi yang merata. Ketersediaan air merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budi daya tanaman obat. Jika dirasa curah hujan kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tersebut, maka harus dilakukan penyiraman secara manual. Hal ini dilakukan satu kali dalam sehari pada sore hari.
Akbar berharap program kerja tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Sumbergondo.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti