MALANG, Tugujatim.id – Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengikuti sesi coaching dengan fokus materi berupa Laporan Keuangan Digital yang diprakarsai oleh Komunitas Averroes, di Malang Creative Center Lantai 3, pada Sabtu (11/03/2023) sore.
Kegiatan itu merupakan bagian dari serangkaian agenda dari Digital Transformation and Strengthening Resilience of SME’s yang telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Masih dalam program activity dengan fokus financial management atau pengelolaan keuangan, kali ini Averroes mendatangkan Dosen Akuntansi Universitas Widyagama Malang, Irfan Fatoni SE MSi.
Irfan memaparkan materi mengenai bagaimana cara membuat laporan keuangan digital menggunakan aplikasi pengelola keuangan, Akuntansi UKM.
Tak hanya pemaparan materi, pertemuan kali ini juga mengajarkan para pelaku UMKM menuliskan rincian biaya yang masuk dan keluar dari usaha mereka.
Para peserta tampak serius melakukan praktik mengisi catatan laporan keuangan dengan rinci.
Irfan menegaskan, uang pribadi dan uang usaha harus dipisah dan tidak boleh tercampur agar catatan keuangan jelas. “Aset usaha dan aset pribadi harus terpisah. Kalau belum terpisah, nanti catatan kita bisa bias. Catatan seperti ini nggak baik. Catatan yang baik itu harus bisa menunjukkan berapa uang yang ada di kas,” terangnya.
Dia juga menambahkan, tanpa komitmen yang kuat dan tegas, pembukuan tidak berjalan dengan benar. Uang modal usaha yang dimiliki tak boleh diambil untuk keperluan pribadi, begitu pula sebaliknya.
Catatan jumlah nilai dari jumlah uang kas, persediaan bahan baku, persediaan barang jadi, peralatan produksi, inventaris, serta piutang, kemudian ditotal menjadi modal pemilik. Jumlah tersebut diperhitungkan supaya berkontribusi dalam laba.
“Kuncinya adalah anda harus pintar mencatat debet dan kredit,” kata Irfan.
Pria yang bertugas sebagai pemateri dalam pertemuan Sabtu (11/03/2023) itu juga berpesan agar para pelaku dan pemilik usaha tidak merasa sungkan mencatatkan gaji tenaga kerja serta uang sewa rumah bagi diri mereka sendiri dengan tetap disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
Sekali lagi, dia menekankan bahwa catatan keuangan harus terpisah antara harta utang modal usaha dan harta utang modal pribadi.
Sebagai tambahan, ada tiga biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha. Pertama adalah biaya produksi yang komponennya mencakup bahan, upah tenaga kerja, dan bahan penolong. Yang kedua adalah biaya pemasaran dan operasional, seperti pulsa, BBM, dan kuota untuk menunjang pemasaran barang. Terakhir, ada biaya administrasi yang meliputi gaji pengelola, penyusutan mesin, dan sewa kantor.
“Semua biaya tersebut harus dicatat sehingga keuangan dari perusahaan dapat diatur dengan baik,” pungkasnya.(ads)