BATU, Tugujatim.id – Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli) Kota Batu telah berdiri sejak 2017. Gerakan sosial masyarakat Kota Batu itu menggencarkan gerakan sadar lingkungan. Antusias masyarakat tanpa batas strata sosial selalu hadir mewarnai kegiatan Sabers Pungli.
Mulai wali kota, kapolres, artis, pejabat, dan masyarakat kelas bawah turut serta tanpa diundang. Bahkan artis sekaligus anggota DPR RI, Krisdayanti dan musisi reggae, Tonny Q juga pernah turut serta dalam kegiatan Sabers Pungli Kota Batu.
“Dulu kita adalah satu satunya gerakan sosial masyarakat yang dijaga pasukan bersenjata. Karena Kapolres Batu yang saat itu dijabat oleh AKBP Budi Hermanto (Buher) juga turun langsung,” ungkap Herman Aga, Koordinator Sabers Pungli Kota Batu.
Pada dasarnya, Sabers Pungli merupakan gerakan dengan misi mengembalikan kemuliaan sumber air terutama di sungai Kota Batu yang merupakan hulu Sungai Brantas. Di mana, Sungai Brantas telah menghubungkan sungai di 14 kota/kabupaten di Jatim.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah membersihkan sungai dari sampah yang ada. Namun prinsip pada upaya itu adalah sebagai edukasi dan menyadarkan kebiasaan perilaku buruk masyarakat yang membuang sampah di sungai.
Baca Juga: Salak Condet Maskot Jakarta, Nasibmu Kini – Kliktimes.com
Baca Juga: Pasar (Pajak) Melati Medan, Wisata Belanja Pakaian ‘Loak’ Kualitas Impor – Javasatu.com

Meski saat ini intensitas kegiatan mereka dibatasi lantaran pandemi, Sabers Pungli berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat untuk sadar lingkungan.
Disebutkan, indikator keberhasilan Sabers Pungli dicapai ketika gerakan Sabers Pungli itu sendiri telah bubar. Artinya, dengan bubarnya gerakan itu maka sungai di Kota Batu sudah tidak ada sampah.
“Untuk apa dibersihkan kalau sampahnya sudah tidak ada. Maka artinya masyarakat sudah sadar lingkungan dan telah merubah kebiasaan mereka untuk membuang sampah di sungai,” bebernya.
Dikatakan, saat ini gerakan Sabers Pungli belum bubar. Hal itu lantaran masih ada sampah yang tampak terbawa arus sungai di Kota Batu. Untuk itu, dia bertekad akan terus bergerak hingga tubuhnya tak mampu melangkahkan kaki.
Namun menurutnya, dampak tidak langsung dari gerakan yang didirikan sejak 2017 itu sudah dapat dirasakan saat ini. Salah satunya dengan kemunculan Sungai Tematik di beberapa wilayah Kota Batu. Seperti di Sidomulyo, Giripurno, Pendem dan masih banyak lagi.
Sabers Pungli yang antusiasnya juga dari 87 lebih komunitas di Malang Raya, memunculkan sinergi di antara komunitas-komunitas itu. Tak hanya dari komunitas, antusias mereka juga muncul dari instansi instansi di Kota Batu.
Dengan demikian, sampah-sampah yang mereka angkat dari sungai juga dikelola sehingga dapat menjadi barang bernilai ekonomis. Mulai sampah popok didaur ulang menjadi vas bunga, sampah organik menjadi komposter, sampah plastik disalurkan ke Bank Sampah program DLH Kota Batu dan masih banyak lagi.
Bagi Herman, sungai merupakan salah satu mata air yang harus dikembalikan kemulyaannya. Dengan demikian, masyarakat yang memanfaatkan sungai bisa terbebas dari berbagai penyakit maupun malapetaka yang ada.
Untuk itu, dia juga berkolaborasi dengan akademisi dengan memasang alat pendeteksi sampah dan sedimen di sungai sungai Kota Batu. Dengan alat itu, maka indikator pencemaran sungai dapat dideteksi dengan mudah.
Herman mengatakan bahwa gerakan Sabers Pungli tak hanya fokus pada konservasi ekologi, namun juga mengedepankan konservasi budaya.
Baginya, budaya gotong royong dan guyub rukun telah terkikis oleh perkembangan teknologi yang kian pesat ini. Untuk itu dengan gerakan Sabers Pungli, diharapkan juga bisa mengembalikan nilai nilai budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia itu.
“Jadi permasalahan sampah terminimalisir, budaya gotong royong kita juga bisa dikuatkan kembali,” ujarnya.