MALANG, Tugujatim.id – Proses pemulangan jenazah Farza Dwi Kurniawan (20), korban jiwa ke-135 tragedi Kanjuruhan dari RSSA Malang, Jawa Timur, sempat terkendala masalah administrasi. Pasalnya, korban dikabarkan terpapar COVID-19.
Hal itu disampaikan oleh paman Farza, Arifin Candra. Keponakannya dinyatakan meninggal di RSSA Malang pada Minggu (23/10/2022), sekitar pukul 22.30 WIB. Namun, jenazah Farza baru bisa tiba di rumah duka pada Senin (24/10/2022), sekitar pukul 02.00 WIB.
“Ini yang saya juga belum jelas soal itu. Saya tidak di RS, tapi saya mendengar informasi dari yang di RS. Waktu itu katanya masih diproses administrasinya,” ungkapnya.
Dia heran proses pemulangan jenazah keponakannya cukup lama. Kabar Farza dinyatakan terpapar COVID-19 juga menjadi pertanyaan besar bagi keluarga dan kerabat.
Tidak Boleh Dijenguk
Teman sekampung Farza, Amanda Febri juga mengaku heran bagaimana bisa Farza dinyatakan terpapar COVID-19. Padahal, berdasarkan keterangan teman-teman yang menggotong Farza di Stadion Kanjuruhan, Amanda mengatakan kondisi Farza sudah membiru.
“Waktu digotong itu badannya sudah membiru, anak-anak (kampung) sendiri yang gotong. Lalu di RSSA sampai 23 harikan kritis. Terus dapat kabar kayak gitu, katanyakan juga di-COVID-kan. Padahal itu dari Kanjuruhan kena gas air mata,” ucapnya.
“Anak-anak kemarin juga ke sana (RSSA Malang) pada belain. Kok jenazahnya diplastikin? Dokternya kayak gak mau ngomong apa gitu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Amanda juga mengatakan bahwa dia dan teman-temannya tidak boleh menjenguk Farza saat dirawat di RSSA Malang. Pasalnya, warga Jalan Sudimoro, Kota Malang, itu dinyatakan terpapar COVID-19 dan hanya satu saudara saja yang boleh mendampingi. “Gak boleh dijengguk soalnya. Katanya COVID-19. Cuma kakaknya yang boleh masuk,” ucapnya.
Dinyatakan Terpapar COVID-19
Menanggapi hal tersebut, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medik dan Perawatan RSSA Malang, dr Syaifullah Asmiragani mengatakan bahwa Farza memang terpapar COVID-19.
Kata dia, prosedur RSSA Malang memang selalu melakukan pemeriksaan swab COVID-19 kepada semua pasien. Dari hasil pemeriksaan swab itu, Farza dinyatakan positif terpapar COVID-19. Namun, penyebab kematian Farza bukan murni karena COVID-19. “Yang jelas yang bersangkutan meninggal bukan karena COVID-19, tapi trauma signifikan hingga mengalami penurunan kesadaran,” ucapnya, pada Senin (24/10/2022).
Kemudian saat proses pemulangan jenazah, pihak kerabat korban sempat menolak karena RSSA Malang memperlakukan jenazah layaknya jenazah COVID-19. “Saat itu memang masih positif, seharusnya itu dilakukan sesuai protokol COVID,” kata dr Syaifullah.
Namun setelah melakukan musyawarah, jenazah korban akhirnya bisa dipulangkan dan dimakamkan tanpa protokol COVID-19.
Meninggal Karena Multi Trauma
Tim dokter yang merawat Farza yakni Spesialis Anastesi RSSA Malang, dr M Akbar Sidiq menambahkan bahwa Farza meninggal karena mengalami multi trauma. “Dia mengalami multi trauma akibat cedera di kepala, paru-paru, dan perut. Namun penyebab kematian itu trauma kepala dan paru-paru,” imbuhnya.
Tambah dia, Farza juga sempat diberi ventilator atau alat bantu pernafasan selama dua pekan. Kondisinya sempat membaik, namun tak berselang lama, Farza harus menjalani perawatan intensif lagi hingga akhirnya dinyatakan meninggal.