Kreasi Perempuan di Bojonegoro, Olah Jahe Jadi Minuman Serbuk yang Praktis dan Tahan Lama

Usaha serbuk jahe milik Rahajeng, perempuan asal Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. (Foto: Dokumen) tugu jatim
Usaha serbuk jahe milik Rahajeng, perempuan asal Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. (Foto: Dokumen)

BOJONEGORO, Tugujatim.id – Di masa pandemi Covid-19 seperti ini menjaga stamina tubuh memang lebih utama. Bahkan berbagai cara dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga kondisinya agar tetap sehat dan bugar agar tidak rentan terinfeksi virus Covid-19.

Salah satunya mengonsumsi jahe, sebab jahe berkhasiat menghangatkan tubuh dan meningkatkan sistem imunitas tubuh. Di Bojonegoro, ada seorang pengusaha yang mengolah jahe menjadi minuman instan benbentuk serbuk yang tentunya praktis dan mudah dikonsumsi.

Rahajeng, wanita asal Kecamatan Malo, Kabupaten Bojoengoro ini memulai usahanya sejak tahun 2015 silam, dan mulai berkreasi lagi merubah minuman jahe menjadi serbuk instan tinggal seduh pada tahun 2016.

“Dulunya tahun 2015 itu cuma buat dalam bentuk cair, tapi tidak tahan lebih dari satu hari sudah basi. Mulai 2016 dengan bentuk bubuk ini Alhamdulillah bisa tahan 8 bulan tanpa pengawet,” kata ibu rumah tangga itu.

Komposisi serbuk jahe bermerek “Rahajeng” juga tidak hanya mengandung jahe saja, namun terdapat campuran sereh, kayu manis, cengkeh, kunyit, temu lawak dan gula asli. Tentunya tanpa mengunakan pengawet.

“Di dalam komposisi nya sudah ada gula, tapi jika sesuai selera kurang manis bisa ditambahkan gula sendiri dan langsung seduh,” terangnya.

Dalam proses pembuatannya ia bisa melakukan sendiri dari pengumpulan bahan hingga pembuatanya yang memakan waktu 2 jam hingga proses pengkristalan.

“Bahkan jika pesanan banyak, saya sehari bisa buat 10 hingga 15 kilogram,” ungkapnya.

Sebab kondisinya yang bisa bertahan lama, penjualan serbuk jahe Rahajeng pun diminati konsumen dari luar kota hingga luar Jawa seperti Irian, ambon, Tanggerang, Tulungagung, Kediri.

Jahe yang ia gunakan berasal dari kebun sendiri yang sebelumnya mendapat bibit dari Dinas Pertanian Bojonegoro, yang siap tanam untuk dibudidayakan, bahkan dirinya membagi-bagikan ke tetangga jika ingin ikut menanam.

“Sudah dua kali saya dapat bantuan dari program disperta, setiap tahun saya dapat 1 kwintal, dan saya budidayakan siapapun tetangga boleh ambil,” pungkasnya.