TUBAN, Tugujatim.id – Data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) di tahun 2021 lalu, prevalensi stunting di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, masih berada di angka 25,1 persen. Sedangkan angka di provinsi Jawa Timur dikisaran 23,5 persen dan nasional 24,4 persen,
Menanggapi angka itu, Kemenag Tuban turut berpartisipasi berupaya menurunkan angka stunting. “Harapan mas Bupati, tahun 2024 angka stunting bisa menurun hingga 14 persen,” ujar Kepala Kantor Kemenag Tuban, Ahmad Munir, usai memberikan materi Bimbingan Perkawinan, di aula Puskesmas Palang, pada Senin (28/11/2022).
Menurutnya, langkah yang dilakukan Kepala KUA Palang bersinergi dengan Puskesmas setempat untuk memberikan pemahaman kepada calon pengantin sangatlah tepat. “Pencegahan terhadap stunting merupakan kewajiban bersama. Maka dari itu, Kemenag sangat senang bisa bersinergi,” terangnya.
Kepala Puskesmas Palang, dr Yuningsih menyambut baik sinergi ini. Salah satu upaya penurunan angka stunting adalah pembinaan untuk remaja, serta edukasi kepada para calon pengantin dan calon ibu.
“Mulai tahun 2019 kami memulai kerja sama dengan KUA terkait program kesehatan calon pengantin, sekaligus pemahaman tentang bahaya stunting,” ujarnya.
Ke depan, pihaknya juga akan bekerja sama dengan KUA terkait Posyandu Remaja. “Mungkin bisa digabung dengan program KUA, seperti kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dan bimbingan Remaja Usia Nikah (BRUN).
“Stunting disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai,” pungkasnya.