PASURUAN, Tugujatim.id – Fenomena alam hujan es terjadi di wilayah Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Senin (28/11/2022) siang. Butiran es berukuran sebesar batu kerikil itu jatuh bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur sejak pukul 13.00 WIB.
Kemunculan fenomena langka hujan es ini sontak menghebohkan warga sekitar. Menurut Endah Wulandari, warga Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, hujan es turun seiring dengan angin yang cukup kencang dan kilatan petir.
“Awalnya petirnya gede berulang-ulang, lalu hujan turun, selang berapa menit terdengar ‘grodok… grodokkk…. grodokkk, ternyata disertai hujan es,” ucap Endah.
Endah mengaku takjub sekaligus takut karena baru kali ini melihat fenomena hujan es. Apalagi butiran es batu yang turun berukuran sebesar kelereng dan batu kerikil. Meskipun begitu, dia tetap antusias untuk mengabadikan fenomena langka hujan es ini. “Ambil video fenomena ini sambil doa dan deg-degan, alhamdulillah hujannya sudah berhenti, ” ucapnya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan, Suwarto mengungkapkan bahwa hujan es merupakan hasil dari pembentukan awan cumulonimbus yang sangat besar dan padat dengan suhu melebihi titik beku air.
Hal ini juga dipengaruhi oleh fenomena Strong Updraft dan Strong Dowdraft atau pergerakan massa udara air naik dan turun yang kuat. “Pergerakan massa udara naik yang cukup kuat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian di mana suhu udara sangat dingin hingga uap air membeku menjadi partikel es,” jelasnya.
Selanjutnya, partikel es dan partikel air yang super dingin akan bercampur aduk akibat proses Updraft dan Downdraft. Sehingga makin lama akan membentuk butiran es yang semakin membesar. “Ketika butiran es sudah terlalu besar, maka pergerakan massa udara naik tidak mampu mengangkatnya, sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es,” imbuhnya.
Meskipun begitu, Suwarto mengimbau warga agar tidak khawatir karena fenomena hujan es memang biasanya sering terjadi di saat pergantian musim atau pancaroba.
Selain itu, fenomena hujan es juga terjadi dalam waktu singkat dan dalam cakupan wilayah yang kecil. “Hujan es biasanya bersifat sangat lokal, luasnya berkisar 5-10 kilometer. Terjadi berkisar kurang dari 10 menit,” pungkasnya.